OtoRace.id - Rancangan biaya untuk menggelar Formula E Jakarta yang diperkirakan akan digelar pada tahun 2020 disebut punya nominal yang sangat besar.
Untuk biaya tanda jadi, asuransi, dan lain-lain jika ditotal sudah mencapai Rp 2,2 triliun.
Belum pembangunan sirkuit yang bisa menelan biaya ratusan miliar rupiah.
Meski berstatus sirkuit non-permanen, FIA Grade A harus dimiliki oleh sirkuit Formula E Jakarta kelak.
(Baca Juga: Inilah Alasan Jack Miller Menolak Tawaran KTM)
Tak sedikit biaya yang diperlukan untuk membangun sirkuit tersebut dengan level keamanan yang tinggi.
"Paling tinggi itu untuk tembok pembatas yang disertai pengaman, biasanya ada di tikungan-tikungannya," ujar Irawan Sucahyono, Desainer Sirkuit Non-permanen dan Penasehat Sirkuit Sentul.
"Tembok pengaman itu tidak keras seperti beton, jadi bisa meredam dampak tabrakan dan kecelakaan. Terbuat dari kayu, karet dan semen gitu," sambung Irawan yang suka ikut seminar balap Internasional.
Tembok itu bernama TechWall Pro dengan tinggi 90 cm dan lebar 3,5 meter.
(Baca Juga: Jelang MotoGP Inggris, Cal Crutchlow Ungkap Rencana Pensiun Musim Depan)
Satu unit tembok itu terbilang mahal. "Namun harga pastinya saya kurang ingat. Tapi kalau untuk sirkuit 3 km bisa sekitar Rp 200 miliar, untuk temboknya saja mengelilingi sirkuit," Irawan menjelaskan.
Namun harga segitu sudah termasuk dengan pagar pembatas dari besi dan tralisnya.
Tinggi pagar besi tersebut minimal 6 meter, sesuai dengan ketentuan dari FIA.