Valentino Rossi Ungkap Mengapa Dirinya Terpuruk di MotoGP 2019

Eka Budhiansyah - Rabu, 13 November 2019 | 17:46 WIB

Valentino Rossi ketika berlaga di MotoGP Jerman 2019 (Eka Budhiansyah - )

OtoRace.id - Bisa dikatakan kalau MotoGP 2019 menjadi salah satu masa terpuruknya Valentino Rossi diajang MotoGP semenjak kembali ke Yamaha di 2013.

Rossi, tak pernah lepas dari posisi 5 besar di klasemen akhir pembalap sejak 2013.

Bahkan di 2014 hingga 2016, dirinya kerap menjadi runner up dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP untuk melawan Marc Marquez dan juga Jorge Lorenzo.

Rossi hanya sekali mengalami posisi 5 di klasemen akhir pembalap MotoGP di tahun 2017.

Meski masih menyisakan satu seri terakhir musim ini, bisa saja Rossi harus terlempar ke posisi 6 atau bahkan 7 di klasemen akhir pembalap MotoGP 2019.

(Baca Juga: Marc Marquez Bilang Adiknya Lebih Bagus daripada Beberapa Pembalap Kelas MotoGP)

Pasalnya, dirinya harus bertarung dengan Fabio Quartararo serta Danilo Petrucci untuk bisa meraih posisi 5.

Kondisi ini, jelas musim sulit bagi Rossi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dengan empat kali tidak finish dan hanya meraih dua kali podium, Rossi pun menjelaskan mengapa performanya tak cemerlang di 2019.

"Ini musim yang sulit dan kami berharap lebih banyak. Saya tidak cukup kuat dan saya tidak cukup cepat," ucap Rossi dilansir OtoRace.id dari Speedweek.com.

"Saya tidak merasa nyaman di atas motor, jadi saya akan mengatakan bahwa kami berada dalam fase yang sulit, hasil yang kami dapatkan menjelaskan dengan sendirinya," tambahnya.

(Baca Juga: Ini Target Luca Marini Sebelum Ikut Balapan dengan Valentino Rossi di Kelas MotoGP) 

Tidak cepat serta tidak nyamannya Rossi di atas Yamaha YZR-M1, tentu ada penyebabnya.

"Masalah pertama yang sering saya bicarakan dengan para insinyur saya adalah elektronik, karena ketika kami beralih ke elektronik Magneti Marelli, insinyur Jepang kami pada awalnya memiliki masalah, itu seperti bahasa baru yang harus mereka pelajari," ungkap Rossi.

Seperti yang pernah Rossi ungkap, kehadiran Michele Gadda sebagai ahli elektronik di Yamaha sejak pertengahan 2018 membuat pengaruh besar untuk M1, tetapi itu tidak cukup dan Rossi butuh 5 orang seperti Gadda untuk mengatasi elektronik di M1.

Nah, hal itu coba dipenuhi Yamaha dengan membajak salah satu ahli elektronik dari Ducati yang memang sudah terbiasa dengan software Magneti Marelli yaitu Marco Frigerio.

"Anda dapat meningkatkan tenaga dan meningkatkan pengembangan mesin, tetapi itu membutuhkan waktu dan uang."

(Baca Juga: Mengenal Wisata MotoGP Mandalika, Tanjung Ann Salah Satu Surga Kecil Lombok)

"Kami terus bertukar ide dengan para insinyur dan mereka juga tampaknya mengerti bahwa itu membutuhkan upaya ekstra dan sumber daya, seperti halnya insinyur yang tepat untuk menutup celah ke atas," jelas The Doctor.

"Jika kita terus seperti yang telah kita lakukan sejauh ini, kita tidak akan pernah berhasil. Kita perlu sesuatu yang lebih besar dan harus berbuat lebih banyak," aku juara dunia 9 kali itu.

Namun, Rossi pun berharap bahwa M1 2020 akan lebih baik bagi dirinya ketimbang M1 2020.