Modifikasi Honda Supra GTR150 Terkencang Besutan Juara Nasional Fitriansyah Kete

Didit Abdillah - Kamis, 5 Desember 2019 | 15:00 WIB

Honda Supra GTR150 tunggangan Fitriansyah Kete bawa gelar juara regional dan juara nasional (Didit Abdillah - )

OtoRace.id - Pamor Honda Supra GTR150 pada musim balap tahun 2019 ini terbilang meningkat.

Banyak tim Honda yang semula menggunakan Honda Sonic 150R, beralih ke Honda Supra GTR150 sebagai pacuan balapnya.

“Salah satu keuntungannya karena Honda Supra GTR150 punya bodi yang lebih padat, jadi menunjang handling untuk balapan,” tutur Fitriansyah Kete dari tim ART Jogjakarta.

Tahun ini prestasi Fitriansyah Kete gemilang, menjadi juara Kejurnas Motorprix Region B (Jawa) di kelas Expert (Underbone 150 Tune Up Seeded).

(Baca Juga: Ada Perubahan Regulasi MotoGP 2020 Terkait Bertambahnya Jumlah Seri)

Ia juga resmi menjadi juara pada ronde final dan resmi meraih titel Juara Nasional dengan Supra GTR150.

Astra Motor Racing Team (ART) Jogjakarta memang baru musim ini menggunakan motor yang awalnya punya citra sebagai motor turing itu.

DAB/OtoRace
Knalpot pakai buatan Pro Liner dengan silincer pendek

Tetapi sebenarnya riset sudah mulai berjalan sejak 2018.

“Dan ini murni riset dari awal, bukan mesin Honda Sonic yang dipindahkan,” papar Mletis alias Haris Sakti Prabowo, Kepala Mekanik ART Jogjakarta.

(Baca Juga: EKSKLUSIF: Maverick Vinales Sebut Jorge Lorenzo Bukan Test Rider yang Cocok dengan Yamaha, Tapi Ini)

(Baca Juga: Nikita Mirzani Sebut Akan Diajak Jorge Lorenzo ke Spanyol dan Berinvestasi di Bali)

Tapi Mletis tak menyangkal kalau banyak data yang diambil dari Sonic pacuan Kete musim lalu.

Ubahan diawali pada bagian “jantung” mesin alias piston, yang diganti bikinan UMA Racing, diameter tetap 57,3 mm tapi diklaim lebih badak.

DAB/OtoRace
Cylinder head hasil porting CNC di BRT, klepnya pakai UMA Racing

Pantas kuat digebuk rasio kompresi mesin yang diset sampai 12,8:1.

Geser ke kem, total durasinya 269°. Klep juga mengandalkan bikinan UMA Racing biar kuat saat mesin berkitir tinggi di atas 12.000 rpm.

Untuk asupan udara mengandalkan throttle body berukuran 33 mm dan dipadukan dengan velocity stack bikinan berdiameter 42 mm.

(Baca Juga: Inilah Motor Tanpa Pedal Rem Belakang yang Bisa Raih 5 Gelar MotoGP)

“Nah setingan mesin sama sekali enggak kita ubah di tiap ronde, paling hanya mapping ECU aja," tutur Mletis.

Soalnya itu sudah yang paling sempurna. Terus tinggal main rasio gir saja yang disesuaikan sama layout sirkuit,” lanjutnya

DAB/OtoRace
Tiap pindah sirkuit tinggal ganti rasio gir menyesuaikan kebutuhan

“Kalau di sirkuit Brigif Cimahi kayak sekarang kan pendek, jadi pakai rasio ringan 49/14 mata,” ulas pria asli Yogyakarta saat ditemui di final Honda Dream Cup di Cimahi, Jabar (24/11). 

DAB/OtoRace
Pendinginan mesin mengandalkan radiator besar bermerek QTT

DATA MODIFIKASI

Hand grip: RCB
Handel rem: RCB
Footstep: RCB
Knalpot: Pro Liner
Kaliper rem: Nissin
Radiator: QTT
Selang radiator: Samco Sport
Cylinder Head: BRT
Klep: UMA Racing
Piston: BRT
Velocicty Stack: Handmade
ECU: aRacer
Quick Shifter: aRacer
Girset: SSS
Chain Guard: HRP
Ban Depan dan Belakang: Pirelli Rosso Corsa 2. 100/80 R17 dan 110/70 R17
Suspensi belakang: Traxx-D