OtoRace.id - Mulai musim 2020, tindakan pelanggaran di kelas Moto3 akan dibuat jauh lebih berat dibanding kelas Moto2 dan MotoGP.
Hal itu dipastikan oleh race director MotoGP, Mike Webb.
Race director akan memberikan wewenang lebih luas kepada Freddie Spencer dan Bill Cumbow selaku juri balap, dalam hal ini memperberat penalti yang diberikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi tren meningkat pelanggaran yang dibuat pembalap Moto3.
Misalnya saja melaju melambat secara sengaja saat outing lap atau setelah mencetak hot lap saat latihan maupun kualifikasi yang menganggu pembalap lain.
Juga strategi slipstream untuk mendapat waktu lap yang bagus saat latihan dan kualifikasi.
Hal itu semakin marak terjadi ketika sesi latihan Moto3 dibuat menyerupai MotoGP karena menentukan yang masuk kualifikasi 1 (Q1) dan kualifikasi 2 (Q2).
Penalti mundurnya starting grid dan penalti yang ada lainnya dianggap tidak terlalu ngefek ke Moto3.
Balapan Moto3 memang sangat ketat dan pembalap yang kena penalti ringan seperti mundur grid start-nya bisa saja tetap mengejar pembalap yang tidak kena penalti.
Makanya hukuman yang ringan ini tidak ngefek ke pembalap Moto3.
Baca Juga: Marquez Bersaudara Sumbang Peralatan Medis Untuk Lawan Virus Corona
"Pesannya selalu sama. Juri punya sanksi untuk mereka, mereka bisa melakukan hal yang lebih atau kurang sesuai dengan yang diinginkan tapi juri akan memberi tahu hukuman lebih berat yang akan didapatkan," kata Mike Webb dilansir OtoRace.id dari Crash.net.
"Akan berubah sedikit tahun ini, tidak terlalu cukup penalti grid dimana di kelas ini tidak terlalu berpengaruh," jelasnya.
Akan ada lebih banyak video yang dievaluasi juri untuk melihat indikasi pelanggaran pembalap.
"Mereka bisa diskors dari keseluruhan sesi latihan dan mendapat penalti selama balapan seperti long lap, jadi penaltinya akan lebih berat tapi juga dengan cara penilaian yang akan berbeda," imbuhnya.