Hadapi Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia Belum Butuh Bantuan Psikolog di MotoGP 2022

Nur Pramudito - Minggu, 17 Juli 2022 | 12:25 WIB

Hadapi Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia menegaskan masih bisa mengendalikan diri sendiri dan belum ingin menemui psikolog di MotoGP 2022 (Nur Pramudito - )

OtoRace.id - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia belum butuh bantuan psikolog untuk hadapi Fabio Quartararo di MotoGP 2022.

Bersaing dengan Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia mengaku bisa menyelesaikan masalah yang ia alami secara mandiri di MotoGP 2022.

Francesco Bagnaia menjadi rival Fabio Quartararo dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2022.

Francesco Bagnaia berhasil mengatasi tekanan yang ia alami dan mengklaim kemenangan di MotoGP Belanda 2022 lalu.

Padahal sebelumnya pemuda asal Italia itu kerap membuat kesalahan saat balapan dan nyaris kehilangan kans meraih titel juara dunia MotoGP 2022.

Difavoritkan sebagai juara dunia sejak awal memberikan beban besar di pundak Francesco Bagnaia dalam melakoni MotoGP 2022.

Perubahan yang dilakukan oleh Ducati di awal kejuaraan juga makin memperburuk situasi.

Tetapi perlahan Bagnaia mulai bangkit dan menemukan kembali bentuk terbaiknya meski masih kurang konsisten.

Menghadapi paruh kedua MotoGP 2022, jebolan VR46 Academy itu pun yakin bisa tampil konsisten.

Baca Juga: Francesco Bagnaia Bongkar Kelemahan Terbesar Motor Ducati Desmosedici GP di MotoGP 2022

Ia juga menegaskan masih belum membutuhkan bantuan psikolog untuk membantunya dalam menemukan solusi.

Pemuda berusia 25 tahun itu mengaku masih bisa menemukan jawaban atas berbagai problem yang dihadapinya.

"Anda harus bekerja pada diri sendiri. Anda harus melihat diri sendiri di cermin dan Anda harus memahami kekurangan Anda," kata Bagnaia dikutip OtoRace.id dari Speedweek.

"Belakangan ini saya berpikir bahwa saya selalu merasa kuat. Namun kemudian saya berkata pada diri sendiri, 'Apakah saya benar-benar memikirkannya sebelumnya?'," tambah pembalap kelahiran 14 Januari 1997 ini.

"Saya merasa masih harus belajar, mungkin saya harus mendiskusikan tentang itu. Pelatih saya tahu bagaimana mengelola itu dan begitu juga kekasih saya, dan tentu saja keluarga," jelas pembalap murid Valentino Rossi ini.

"Saya pikir 70 persen proses ini harus diatasi oleh diri saya sendiri, sisanya dibantu kekasih saya, keluarga dan tim," ungkapnya.

"Sekarang, saya tidak merasa membutuhkan bantuan psikolog. Tapi, jika ada masalah di masa depan yang tidak bisa saya selesaikan, saya tak mengesampingkan itu," pungkasnya.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Otorace (@otorace.1d)