OtoRace.id - Pembalap legendaris F1, Niki lauda meninggal hari ini di Vienna, Australia dalam tidurnya,
Niki Lauda diketahui memang sedang sakit pascaoperasi transplantasi paru-paru yang ia lakukan 2018 lalu.
Masalah pada paru-parunya memang sudah alami sejak Niki Lauda masih muda.
Saat itu ia mengalami kecelakaan hebat di sirkuit Nurburgring, Jerman musim 1976 dan terjebak di kobaran api dalam kokpit mobilnya.
(Baca Juga: Jack Miller Menikmati Duel Melawan Marc Marquez di Awal balapan MotoGP Prancis)
Kecelakaan ini yang membuatnya mengalami kerusakan dan kebocoran parah pada paru-parunya.
Namun pascakecelakaan yang hampir merenggut nyawanya itu, Lauda hanya absen dua seri setelah itu kembali pada seri F1 Italia di sirkuit Monza.
Ia finish di posisi keempat dan cukup memukau para penonton dan media internasional kala itu.
Pembalap kelahiran 22 Februari 1949 itu pun masih kompetitif untuk perebutan gelar juara dunia.
(Baca Juga: Bangga! Astra Honda Racing Team Akan Turunkan Pembalap di Moto3 Italia, Siapakah?)
(Baca Juga: Menang di MotoGP Prancis, Marc Marquez Dapat Surat Cinta dari Kekasih)
Namun saat seri terakhir di Fuji, Jepang ia memutuskan untuk tidak melanjutkan balapan karena cuaca buruk dan mengingatkannya pada cuaca buruk di Nurburgring yang hampir menewaskannya.
Juara dunia pun menjadi milik rival ketatnya, James Hunt. Meski begitu, juara dunia musim 1977 diraih oleh Lauda kembali.
Akhir musim 1978, ia memutuskan pensiun dini dari F1 karena masalah kesehatan.
Bak tak bisa move on, musim 1983 ia mendapatkan tawaran dari McLaren dan di musim 1984, Lauda kembali merengkuh mahkota juara dunia.
(Baca Juga: Tim Williams F1 Rekrut Pembalap Wanita Buat Jadi Development Driver)
(Baca Juga: Kurang Bertenaga, Valentino Rossi Beberkan Yamaha Akan Pakai Mesin Baru di Brno)
Setelah musim yang sulit di 1985, Lauda kembali memutuskan pensiun dan fokus pada bisnis penerbangan yang ia miliki.
Tak hanya bisnis, suami dari Marlene Knaus ini juga menjadi manajemen beberapa tim balap di F1.
Seperti menjadi penasehat di Scuderia Ferrari F1 Team setelah pensiun dan menjadi Pimpinan Tim bagi Jaguar F1 Team.
Hingga masa tuanya dihabiskan sebagai chairman dan penasehat pembalap bagi Mercedes AMG Petronas Motorsport.