Mengenang Niki Lauda, Pembalap Serba Bisa Dari Jadi Mekanik Sampai Jadi Pilot

Didit Abdillah - Selasa, 21 Mei 2019 | 16:05 WIB

Niki Lauda semasa hidupnya juga pintar dalam hal teknis mobil. (Didit Abdillah - )

OtoRace.id - Pembalap legendaris F1, Niki Lauda meninggal hari ini di Vienna, Australia (21/5). 

Niki Lauda meninggal karena penyakit yang ia rasakan pascaoperasi transplantasi paru-paru yang dia lakukan 2018 lalu. 

Semasa hidupnya, Niki Lauda bukan hanya sekadar pembalap yang jago di lintasan tetapi juga punya keahlian lain. 

Misalnya dalam hal teknis, pembalap asli Austria itu sangat paham masalah teknis dan pernah membuat terobosan saat ia masih membalap di GP2 dengan tim March Engineering. 

(Baca Juga: Jack Miller Menikmati Duel Melawan Marc Marquez di Awal balapan MotoGP Prancis)

Ia membuat March Engineering yang tidak pernah podium di musim 1971, menjadi tim kuda hitam di musim 1972. 

Misalnya saat ia meminta tim untuk mengganti klep standar dengan klep titanium dan menggunakan rasio yang ia sarankan. 

benar saja, mobil menjadi lebih kencang meski bahan bakar menjadi lebih boros. 

Saat ia naik ke F1 bersama Ferrari, masukan teknis yang ia sampaikan masih didengarkan dengan baik. 

(Baca Juga: Bangga! Astra Honda Racing Team Akan Turunkan Pembalap di Moto3 Italia, Siapakah?)

(Baca Juga: Menang di MotoGP Prancis, Marc Marquez Dapat Surat Cinta dari Kekasih)

Bahkan tak bisa dipungkiri pengembangan mesin Ferrari di F1 dan produksi masalnya ada andil dari Niki Lauda. 

Makanya tak heran setelah dia pensiun, langsung diajak sebagai penasehat Scuderia Ferrari F1 Team. 

Nah selain balapan, Niki Lauda juga ahli dalam menerbangkan pesawat. 

Baginya itu sebagai latihan lain yang ia lakukan. 

(Baca Juga: Tim Williams F1 Rekrut Pembalap Wanita Buat Jadi Development Driver)

"Menerbangkan pesawat itu bisa melath disiplin, kesabaran, dan konsentrasi. Ini sangat ampuh bagi pembalap dengan kecepatan tinggi," ujar Lauda dalam film dokumenter yang berjudul 'Rush'. 

Karena keahliannya menerbangkan pesawat inilah, ia bisa mendirikan sebuah maskapai penerbangan yang bernama Lauda Air setelah pensiun di tahun 1985.