OtoRace.id - Hingga seri ke-6 di MotoGP musim 2019, Yamaha belum sekalipun mancatatkan kemenangan seri bersama dua pembalapnya yaitu Valentino Rossi dan Maverick Vinales.
Bahkan, kemenangan Valentino Rossi terakhir dicetaknya di MotoGP Belanda 2017 dan Maverick Vinales di MotoGP Australia 2018.
Hal ini membuat Valentino Rossi berpikir kalau masalah yang dialami Yamaha di MotoGP saat ini, sama layaknya sejak tahun 2016.
Ketika itu, Yamaha memang berkuasa di pertengahan musim pertama, namun di sisa musim pasukan pabrikan garpu tala itu mulai drop.
(Baca Juga: Ada Apa? Danilo Petrucci Tonton Tayangan Ulang MotoGP Italia Sampai Lima Kali)
"Untuk saya, hingga awal musim 2016, mungkin Yamaha adalah motor yang terkuat di grid, tetapi kemudian di paruh musim kedua, yang lain melakukan banyak pengembangan," ujar Valentino Rossi dilansir OtoRace.id dari AS.com.
"Kami seperti terhambat karena tahun lalu, sejujurnya, jika kami melihat performa kami dan catatan waktu kami, kurang lebih sama, untuk saya itu adalah masalah," tambah The Doctor.
"Saya rasa ini terjadi di 2016, 2017, 2018 dan sekarang," ungkapnya lagi.
Menurut Rossi, kejadian ini bisa disebabkan karena peran dari rival-rival mereka dalam pengembangan komponen dan part.
(Baca Juga: Daftar Helm yang Sudah Lolos Homologasi FIM. Helm Indonesia Masih Pending)
Artinya, para lawan Yamaha membutuhkan waktu untuk menyesuaikannya.
"Biasanya, pada awalnya kami lebih siap karena kami mencoba banyak komponen, kami gunakan keuntungan itu karena yang lain belum siap," aku Juara Dunia 9 kali itu.
Yap, dengan keuntungan itu Yamaha pun bisa bertarung lebih kuat.
"Tetapi ketika mereka bisa menyelesaikan masalahnya, itu menjadi semakin sulit bagi kami," tutup Rossi yang di posisi klasemen sementara pembalap tergeser oleh Danilo Petrucci.
Nah, sama seperti tahun ini yang dari sisi mesin, Yamaha sudah tidak bisa melakukan pengembangan lagi.
Paling, hanya bisa bermain di seting elektronik dan setup motor saja.