(Baca Juga: Mulai Dari Marc Marquez Hingga Valentino Rossi, Begini penampilan Pembalap MotoGP Ketika Tua)
Jadi sebelum menikung, Cal Crutchlow mengeluarkan kakinya dan menjelang tikungan dirinya langsung menaruh kakinya kembali di footstep.
Terutama ketika menikung ke kanan, karena dengan begitu dirinya bisa memainkan rem belakang untuk membantu proses pengereman sempurna.
"Di tikungan ke kiri, akan lebih mudah karena kamu bisa menaruh kembali kaki kiri di detik-detik terakhir menikung," tambahnya.
Hal itu disebabkan kaki kanan akan tetap di footstep dan bisa mengoperasikan rem belakang untuk pengereman dan koreksi arah laju pacuan.
(Baca Juga: Joan Mir Merasa Nasib Sialnya di MotoGP Musim 2019 Sudah Berakhir)
Tapi menurutnya tidak di semua tikungan para pembalap menurunkan kakinya, seperti di tikungan cepat yang mengalir atau rolling speed corner, tentunya tidak perlu menurunkan kaki.
"Tentu jika bicara tentang center gravity, jika kamu menggerakan kaki kamu ke depan, kamu bisa menambah tekanan ke rem depan dan menambah downforce, tetapi kamu juga harus memikirkan untuk area belakang," jelasnya.
Maka itu, agak sulit jika melakukan leg wave ke depan dan belakang secara cepat dengan waktu pengereman dan area yang terbatas.
"Normalnya pembalap kecil akan mengeluarkan lebih keluar kaki mereka dibandingkan pembalap tinggi. Saya pikir pembalap tinggi memiliki keuntungan lebih untuk mencegah motor terkunci area pengereman di trek lurus," bilangnya lagi.
Jadi, pembalap tinggi tidak perlu lebih mencondongkan tubuhnya ke depan ketika melakukan leg wave.
"Pembalap tinggi bisa lebih duduk lebih ke belakang belakang dan mengempit motor dengan pahanya dan posisinya bisa lebih nyaman ketika deselerasi."
Nah, selain insting, menurut Crutchlow jika melakukan pengereman dengan kakinya masih di footstep, seakan dia menjadi lambat dari sebelumnya.
Begitu penjelasannya!