OtoRace.id - Efek kebakaran hutan di Sumatera yang mencapai 543 titik api memang sudah menjadi bencana nasional.
Namun dampak dari asap kebakaran hutan bukan hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia saja, tetapi sampai ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia.
Apalagi akhir pekan ini akan digelar F1 Singapura di jalan raya Marina Bay (20-22/9).
Dilansir dari Kompas.com, Indek Standar Polutan (ISP) di Marina Bay berkisar 85-96 dengan indikasi sedang.
(Baca Juga: Trofi MotoGP Aragon Unik, Ternyata yang Bikin Adalah 1 Pembalap MotoGP)
Tetapi saat di malam hari angka tersebut meningkat ke 101-200 dengan indikasi tidak sehat.
Jika tidak berubah sampai akhir pekan nanti, berarti semua sesi F1 Singapura akan dilangsungkan pada kondisi tidak sehat.
Ini akan menyulitkan dan membahayakan pembalap. Mulai dari sesak nafas, sampai keterbatasan jarak pandang.
Sulit juga dalam menjaga kondisi mesin mobil, pasalnya dalam kondisi biasa saja balapan di Singapura yang lembab sudah membuat mesin menjadi overheat.
(Baca Juga: Video Latihan Mengerikan Pembalap Buat F1 Singapura Akhir Pekan Ini)
(Baca Juga: Siap Pensiun Dari MotoGP, Cal Crutchlow Mulai Bidik British Superbike)
Dengan musibah ini, tim harus menjaga kondisi mesin lebih stabil.
Masalah yang sama bukan hanya terjadi di Marina Bay saja, tetapi juga berdampak di Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia.
Di sirkuit Sepang akhir pekan ini (20-22/9) juga akan digelar Asia Road Racing Championship (ARRC) seri ke-6.
Kabut Asap yang mulai menyelimuti Kuala Lumpur berasal dari kebakaran hutan di Kalimantan yang mencapai 749 titik api.
(Baca Juga: Jelang MotoGP Aragon, Jorge Lorenzo Siap Tampil Habis-habisan)
Meski kondisinya tidak separah di Singapura, tetapi berdampak pada suhu udara yang lebih panas dari biasanya.
"Terasa lebih panas sih di sini, cuma memang agak sesak saja," kata Ahmad Yudhistira (Victor Racing) kepada OtoRace.
Saat ini penanganan karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) sedang terus digencarkan agar tidak makin meluas.