Alasan Ban Motor MotoGP Tak Cocok Dipakai di Jalan Raya

Rezki Alif Pambudi - Minggu, 14 Juni 2020 | 19:00 WIB

Ban motor MotoGP (Rezki Alif Pambudi - )

Baca Juga: Jadi Pembalap Pabrikan Ducati, Jack Miller Yakin Bisa Kalahkan Marc Marquez

Siklus panas

Siklus panas yang dimaksud ini adalah naik-turunnya suhu ban untuk tetap bisa dipakai.

Ban biasa akan memanas sampai memunculkan warna tertentu ketika terlalu panas.

Itu adalah indikasi ban mengeluarkan minyak, yang mana kompon ban memang mengandung minyak.

Setelah tidak dipakai, ban akan kembali ke semula.

Ban biasa bisa menjalani siklus itu sampai ribuan kali, artinya bisa terus dipakai meski suhunya melalui siklus naik-turun suhu ribuan kali.

Sedangkan ban balap bisa melalui siklus 8 sampai 10 kali, bahkan MotoGP cuma 4 kali.

Bayangkan pengendara cuma memakai 1 ban MotoGP untuk 4 kali perjalanan.

Baca Juga: Waduh, Toyota Team Indonesia Pastikan Absen Balap Sepanjang 2020

Meskipun tidak sampai rusak, grip ban MotoGP akan turun drastis jika dipakai melebihi siklus tersebut.

Mudah Rusak

Permukaan ban slick MotoGP mempunyai karakter seperti karet penghapus yang akan terdegradasi dengan mudah ketika menyentuh aspal.

Karakter ini dipakai mengejar grip maksimal, dan memang didesain cukup untuk sekali melakukan balapan.

Jika lebih, ban akan hancur dan tentu itu berbahaya jika dipakai di jalan raya.