McLaren Dihantam 'Gelombang Kedua' Virus Corona, Sebagian Saham Dijual

Eka Budhiansyah - Jumat, 19 Juni 2020 | 10:00 WIB

McLaren berencana jual saham untuk atasi krisis finansial di 2021 (Eka Budhiansyah - )

Baca Juga: Inilah 5 Julukan Pembalap Formula 1 yang Paling Unik

Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dana balap di tahun depan yang dianggarkan sekitar 145 juta Dollar atau sekitar Rp 2,06 triliun (USD $1 = Rp 14.255 per 19 Juni 2020).

Apalagi menurut surat kabar Reuters, pada kuartal pertama tahun 2020, grup McLaren dari divisi otomotif, balap dan teknologi dilaporkan merugi 150 juta Euro atau nyaris Rp 2,4 triliun (kurs 1 Euro =  Rp 15.944 per 19 Juni 2020).

Saat ini, McLaren sendiri sudah dimiliki beberapa pemegang saham mayoritas seperti Mumtalakat dari Bahrain sebesar 56%.

Posisi terbesar kedua dipegang Mansour Ojjeh, seorang pengusaha Arab Saudi dengan saham 14%.

Baca Juga: Kisah Pemilik Nama McLaren, Salah Satu Tim Tersukses di Formula 1

Lalu, konglomerat Kanada Michael Latifi 10% di posisi ketiga dan sisanya adalah saham minoritas.

Untuk Michael Latifi sendiri, dirinya melalui perusahaan Latrus Racing Corp memberikan pinjaman kepada rival McLaren yaitu Williams F1 agar bisa aman untuk tetap lanjut di balap 2020 ini.

Bahkan bisa jadi juga kalau Michael Latifi akan mengambil alih kepemilikan Williams F1 yang tentunya juga mengalami krisis financial di tahun depan jika F1 2020 tidak mampu membawa keuntungan.

Michael Latifi adalah ayah dari Nicholas Latifi, pembalap dari tim Williams F1 saat ini.