OtoRace.id - Loris Reggiani, mantan pembalap GP era 80-90an berkomentar tentang selebrasi Valentino Rossi di depan tribun kosong.
Yap! Valentino Rossi berhasil meraih podium tiga di MotoGP Andalusia 2020 yang berlangsung 26 Juli lalu.
Saking lamanya tak merasakan nikmatnya podium, The Doctor pun mengalami euforia dengan menghentikan motor MotoGP pacuannya di depan tribun kosong.
Lalu, Valentino Rossi melambaikan tangannya ke arah tribun, seraya menyapa para penonton yang memang tidak ada atau tidak diperbolehkan datang ke sirkuit Jerez.
Baca Juga: Bos Yamaha Yakin Valentino Rossi Berpeluang Raih Gelar Juara Dunia MotoGP
You can tell @ValeYellow46 really missed the fans at the track today! ????
— MotoGP™???? (@MotoGP) July 26, 2020
But that didn't stop him from celebrating his #MotoGP podium finish at his special Jerez spot! ????#AndaluciaGP pic.twitter.com/DRbezxiwKA
Menjadi spesial, menurut Valentino Rossi, tempat Ia melakukan selebrasi itu adalah tempat yang sama ketika dirinya selebrasi 'toilet' ketika dirinya berhasil menang di sirkuit yang sama di kelas GP250 tahun 1999.
Bagi sebagian besar orang, mungkin memahami apa yang dilakukan Rossi sebagai euforia akibat dirinya belum pernah merasakan manisnya podium sejak terakhir di seri MotoGP Amerika Serikat, 15 bulan yang lalu.
Tetapi lain cerita dengan Loris Reggiani, dirinya tak mengerti mengapa Valentino Rossi melakukan hal itu.
"Saya tidak mengerti semua euforia untuk Valentino ini, meskipun telah kembali ke podium pada usia 41," ungkap pria 61 tahun itu dikutip OtoRace.id dari Tuttomotoriweb.com ini.
Baca Juga: Ada Tim Diusir dari Gelaran WSBK Spanyol Kemarin
Pria kelahiran Forli, Italia yang memulai awal karirnya di World GP tahun 1980 dan pensiun di tahun 1995 ini, tentu punya alasan mengapa dirinya berkata seperti itu.
"Saya akan mengatakan bahwa di depannya dia (Rossi; red) memiliki dua motor yang setara dengannya dan bahwa Morbidelli (Franco Morbidelli; red) juga menyusulnya, saya pikir ini adalah sisi lain dari koin," ucap pria yang terakhir membalap untuk tim pabrikan Aprilia di tahun 1994-1995 ini.
Nah, selain berbicara tentang Valentino Rossi, Loris Reggiani juga ungkap tentang komentar Valentino Rossi yang seolah Yamaha tidak mau mendengarkan masukan Rossi tentang setting dan pengembangan motor YZR-M1.
"Saya tidak mengerti kontroversi dengan Yamaha. Fakta bahwa dia mengeluh bahwa dia harus berjuang selama 4 hari untuk mengubah set up dan kemudian mendengar Lin Jarvis membenarkannya," ucap Reggiani.
"Jujur ada sesuatu yang tidak kembali padaku (Ada penjelasan yang tak didapatnya; red). Saya melewatkan beberapa detail," pungkas pria yang melakukan 158 kali start dan meriah 8 kemenangan di ajang World GP ini.
Baca Juga: Valentino Rossi Banyak Pertimbangan Saat Mengubah Gaya Balapnya Kini