OtoRace.id - Andrea Dovizioso memutuskan untuk berpisah dari Ducati di akhir musim MotoGP 2020.
Sejak bergabung dengan tim pabrikan Ducati di tahun 2013, setidaknya sudah 8 musim dilalui bersama pabrikan Borgo Panigale.
Prestasi tertinggi Dovi bersama Ducati adalah menjadi runer up dalam tiga musim terakhir secara berturut-turut.
Menjadi menarik, meski belum saatnya berpisah, tetapi Andrea Dovizioso berani mengungkap rasanya kerja untuk pabrikan motor Italia itu.
Baca Juga: Waduh! Michelin Siapkan Ban Ekstra Khusus di MotoGP San Marino 2020, Kenapa Nih?
Mengenai perpisahannya dengan Ducati, dirinya mengakui itu hal yang sulit, tetapi tidak terlalu berat.
"Ini normal, di motorsport atau dimana pun bisa seperti ini, kamu harus mengikuti situasi," ungkap Dovi dilansir dari MotoGP.com.
Ketika bergabung dengan Ducati di MotoGP 2013, pembalap Italia ini pun mengakui kalau itu adalah moment yang cukup sulit.
Pada akhir musim MotoGP 2013, dirinya hanya menempati posisi 8 di klasemen akhir pembalap MotoGP.
"Tetapi, kami berkembang bersama dan itu adalah pengalaman yang sangat penting," aku Andrea Dovizioso.
Perlahan, Dovizioso bersama Ducati menjadi pembalap yang diperhitungkan di kancah MotoGP hingga akhirnya di musim MotoGP 2017-2019 dirinya mampu bertarung untuk gelar juara dunia MotoGP bersama Marc Marquez dari Repsol Honda.
"Ketika kamu bekerja dengan orang Italia, itu sangat positif dan itu sangat baik karena kamu bisa membuat langkah, langkah besar, dan kamu bisa membuat sesuatu yang hampir tidak mungkin," aku Desmodovi sapaan akrab Andrea Dovizioso.
Memang, Dovi bersama Ducati, khususnya Gigi Dall'Igna terus mengembangkan Ducati Desmosedici yang semula mengaplikasi sasis monokok hingga kini menjadi deltabox.
Baca Juga: Luca Marini dan Enea Bastianini Ke Ducati, Tito Rabat Tersingkir?
Hingga akhirnya Ducati bisa menjadi sedikit lebih mudah dikendarai oleh pembalap MotoGP lainnya.
"Bekerja, terutama bersama Ducati, ada banyak orang baik di dalamnya, mereka sangat cerdas, pintar," jelas pembalap 34 tahun ini.
Tetapi di sisi lain, menurut Dovi ada juga kesulitan yang dihadapi karena pendekatan orang Italia tertentu, tidak selalu mudah untuk setuju.
"Kami sering berargumen dan beradu pendapat sepanjang tahun ini, karena kami tidak memiliki ide yang sama dalam hal kami bekerja," jujur Dovi.
"Itu sangat keras dan cukup sering terjadi, tetapi pada akhirnya saya selalu fokus pada kejuaraan," pungkas Dovi.