Kendati demikian, kondisi tersebut tak lantas membuat Morbidelli merasa terpuruk.
Pembalap 25 tahun ini menjadikan hal tersebut sebagai motivasi dan hasilnya Morbidelli mengunci runner-up MotoGP 2020.
"Ini menjadi musim yang fantastis dan saya tidak menyembunyikan fakta bahwa di awal tahun saya merasa seperti pilihan terakhir Yamaha," kata Morbidelli,dikutip OtoRace.id dari Tutto Motori Web.
"Saya tidak mengatakan bahwa saya merasa tersisih karena itu tidak benar. Tetapi, fakta memiliki motor yang berbeda membuat saya merasa sedikit cacat," lanjut Morbidelli.
Morbidelli bukan satu-satunya orang di Yamaha yang merasa disisihkan.
Ada juga Ramon Forcada, yakni kepala kru yang dibuang oleh Vinales dan kemudian menangani Morbidelli. Kerja sama keduanya justru menuai sukses besar.
"Kami memusatkan semua kemarahan ini dengan bekerja di rumah dan bekerja dengan tim dan itu terbayar. Ada hubungan khusus dengan Ramon tahun ini," ungkap Morbidelli.
"Saya selalu cukup beruntung untuk bekerja dengan beberapa kepala kru yang luar biasa, tapi kali ini semuanya berjalan sangat baik dengan Ramon. Kami telah melakukan balas dendam yang bagus. Saya mendapat kepuasan besar dan saya senang," pungkasnya.