Baca Juga: Resmi! Gresini Racing Umumkan Berpisah dengan Aprilia di MotoGP 2022, Bakal Jadi Tim Satelit Suzuki?
Masalah YZR-M1 adalah mengalami gelaja spin berlebih di roda belakang dan juga tentang elektronik semenjak berubah menjadi single ECU.
Bahkan menurut Valentino Rossi, dirinya merasa sedikit kesal lantaran seolah pimpinan Yamaha Jepang kurang memberikan perhatian lebih dengan masalah tersebut.
Tak ragu-ragu, Rossi menyoroti hubungan antara tim test di Jepang dengan Eropa yang tak berjalan mulus.
Seperti halnya dengan apa yang terjadi di tahun ini, antara tim test Eropa yang diwakili Jorge Lorenzo tak berjalan dengan mulus layaknya tim pabrikan lain layaknya KTM dan Ducati.
Baca Juga: Demi Bantu Tiga Pembalap Debutan Ducati di MotoGP 2021, Murid Valentino Rossi Rela Tawarkan Hal Ini
"Anda bisa saja memenangkan balapan dan kejuaraan dunia. Tapi, sejak saat itu (2017) kami mengalami kesulitan," aku Rossi yang kini sudah berusia 41 tahun.
Tahun 2017 pun, Rossi hanya meraih 1 kemenangan (MotoGP Belanda) dan 5 podium dan menutup klasemen akhir di posisi 5.
Dan semenjak kemenangan terakhir di 2017 itu, pembalap yang sudah berhasil memberikan empat gelar juara dunia bagi Yamaha ini pun harus puasa kemenangan hingga di MotoGP 2020 berakhir.
Bahkan, musim MotoGP 2020 menjadi musim paling buruk bagi Rossi sepanjang karirnya di MotoGP lantaran hanya berada di posisi 15 di klasemen akhir pembalap.
"Saya tidak tahu seberapa besar kesalahan Yamaha, atau pabrikan lain telah meningkat," pungkas kekasih Fransesca Sofia Novello itu.
Baca Juga: Cicipi Yamaha M1 Valentino Rossi di MotoGP Eropa 2020, Garrett Gerloff Sampai Gemetar Karena Hal Ini