OtoRace.id - Performa KTM di berbagai kompetisi roda dua kini memang tidak bisa dipandang sebelah mata lagi.
Berbagai kompetisi dari Reli Dakar, Motocross, Moto3, Moto2, dan MotoGP sudah pernah ditaklukan oleh pabrikan motor asal Austria itu.
Mereka juga sudah banyak menelurkan pembalap-pembalap berbakat yang mengawali karier bersama KTM.
Sebut saja Marc Marquez, Johann Zarco, Raul Fernandez, Niccolo Antonelly, Jeffrey Herlings, Tony Cairoli, serta Toby Price.
Baca Juga: Brad Binder Kapok Balapan di MotoGP 2021 Gara-gara Hal Ini
Namun di balik sosok tersebut ada nama Pit Beirer, Direktur Motorsport KTM yang punya andil besar dalam memilih pembalap.
Pun dengan keputusan kompetisi mana yang akan dijajaki KTM sampai saat ini, Pit Beirer lah otak dari semuanya.
Hal yang menyita perhatian adalah Pit Beirer menggunakan kursi roda dan mobilitasnya di paddock MotoGP pun terbilang minim.
Pit Beirer lebih sering berada di paddock dan sekitar parc ferme saja jika pembalap KTM meraih podium.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Ban Balap MotoGP Selalu Dibungkus Sebelum Balapan
Baca Juga: Ducati Buka Suara Soal Kemungkinan Maverick Vinales Bergabung di MotoGP 2022
Meski di beberapa kesempatan, ia juga muncul di kancah off-road, seperti MXGP dan Reli Dakar.
Sebenarnya apa sih penyebab Pit Beirer menggunakan kursi roda seumur hidupnya? Dilansir dari Speedweek, ia mengalami kecelakaan saat bermain sepeda gunung atau downhill.
Saat itu tahun 2003, ia bermain downhill bersama temannya dan salah memilih jalur, sehingga terjatuh dari ketinggian yang cukup ekstrem.
"Kecelakaan itu membuat tulang betis saya patah, serta beberapa otot yang tidak bisa diperbaiki lagi, saat itu saya sudah tidak bisa jalan," urai Pit Beirer.
Baca Juga: Terungkap, Valentino Rossi Pernah Dibujuk Jeremy Burgess Agar Tidak Pindah dari Honda ke Yamaha
Namun kegigihannya dan tangan dinginnya membuat ia terus berada di posisi Direktur Motorsport KTM sampai sekarang.
Meski pergerakannya berkurang dan tak bisa lagi main downhill atau motocross yang jadi favoritnya, ia punya waktu lebih banyak untuk fokus dalam mengembangkan pembalap muda.