"Dan yang terpenting, saya harus katakan ini: mereka orang-orang yang baik.Bisa dikatakan lingkungan di sini lebih manusiawi," ucap Petrucci.
Petrucci menyatakan bahwa ia kerap berbagi petualangan dan saran untuk berkendara dengan baik dengan pembalap lain.
Ketika kembali ke bivak usai menjalani stage yang panjang, mereka juga kerap menghabiskan waktu bersama.
"Di MotoGP, rival utama adalah rekan setim Anda. Di sini, Anda bahkan bisa berhenti di tengah-tengah stage dan membantu rekan setim Anda untuk sama-sama berkendara menuju garis finis,"
"Jadi, saya punya rasa hormat yang sangat tinggi pada rekan-rekan setim saya, namun juga pada semua rider yang turun di Dakar," lanjut 'Petrux'.
Petrucci juga dapat rasa hormat dari banyak rider Dakar usai tampil kompetitif sejak hari pertama, bahkan usai secara mengejutkan memenangi Stage 5.
"Bagi saya, itu bayaran setimpal usai perasaan yang berat untuk hengkang dari MotoGP. Pasalnya, saya selalu ingin jadi juara dunia, dan pada November saya hengkang," tuturnya.
"Saya pun harus menerima kenyataan bahwa saya takkan bisa jadi juara MotoGP. Alhasil, saya pergi ke Dakar dan mencoba bersenang-senang,"
"Namun, sebelum menang di Stage 5, saya merasa biasa-biasa saja. Berkat Dakar, sensasi berkendara di sini adalah hal yang takkan pernah saya lupakan," lanjut rider asal Italia ini.
"Tentu saya akan kembali. Saya ingin kembali dan memperebutkan podium," pungkasnya.