OtoRace.id - Penggunaan winglet atau perangkat aerodinamika pada motor MotoGP kini kembali menjadi pembahasan.
Lantaran fungsinya bukan sekadar menambah downforce semata, tetapi juga ada dampak negatif yang mulai dirasakan.
Seperti efek turbulensi yang diciptakan kala kecepatan tinggi yang bisa menggangu pembalap di belakang atau di sampingnya.
Ducati Desmosedici GP punya efek aerodinamika yang membuat lawan di belakangnya tidak bisa slipstreaming, sehingga tidak mudah disusul.
Easy lads, it's only FP1! ⚠️@AleixEspargaro and @_moliveira88 get a little too close for comfort over the crest into turn 1! ????#MotoGP | #ItalianGP ???????? pic.twitter.com/sIxWwAOiai
— MotoGP™???? (@MotoGP) May 27, 2022
Pun dengan Aprilia yang kini gencar mengembangkan aerodinamika usai CEO mereka, Massimo Rivola yang mantan insinyur Ferrari di F1.
Pada FP1 MotoGP Italia di sirkuit Mugello (27/5), Aleix Espargaro (Aprilia Racing Team) bersaing denan Miguel Oliveira (Red Bull KTM Factory Racing).
Keduanya saling sikut saat latihan dan seolah seperti balapan, Miguel Oliveira terhempas ke sisi luar lintasan di kecepatan 260 km/jam, seolah terlihat seperti insiden biasa.
Namun ada dampak yang dirasakan andalan KTM itu kala beradu kecepatan dengan Aleix Espargaro yang menunggangi Aprilia RS-GP.
Baca Juga: Hasil FP2 MotoGP Italia 2022 - Aleix Espargaro Kalahkan Dominasi Ducati, Marc Marquez Mulai Bangkit
"Saya seperti tersedot karena aliran udara yang disebabkan aerodinamika Apriia RS-GP, ini menjadi bahaya baru jika persaingan jarak dekat di kecepatan tinggi," tutur Miguel Oliveira.
"Kami harus segera membahas ulang regulasi winglet ini, karena punya bahaya yang lain," lanjutnya usai wawancara dengan jurnalis asing, Mat Oxley.
Aprilia memang kian serius dalam merancang aerodinamika pada RS-GP, seperti yang digunakan pada Lorenzo Savadori di MotoGP Italia ini.
Di bagian belakang dipasang spoiler kecil khas mobil balap GT. Belum jelas dampak apa yang diberikan dari spoiler tersebut.
Hanya saja Aprilia memang ingin membuat daya tekan ke bawah atau downforce menjadi lebih tinggi.
Serta bertujuan mengganggu aliran slipstreaming seperti yang ada pada buntut Ducati Desmosedici GP.
Baca Juga: Bukan Cuma Mobil Listrik, Formula E Jakarta Juga Punya Konsep Ramah Lingkungan