OtoRace.id - Sebagai pembalap yang lebih senior di kubu Mooney VR46 Racing Team, Luca Marini jelas kini memiliki tekanan besar.
Terlebih setelah rekan setimnya yang baru debut di MotoGP tahun ini, Marco Bezzecchi sudah meraih podium duluan pada MotoGP Belanda lalu.
Padahal sejak beberapa seri terakhir sebelum MotoGP Belanda, Luca Marini punya peningkatkan yang mengesankan.
Seperti halnya Luca Marini mulai rajin bersaing di lima besar, sampai akhirnya masalah kerusakan motor usai ditabrak Joan Mir sebelum start MotoGP Belanda membuatnya kesal.
"Jika bukan karena kesalahan pembalap lain itu, mungkin saya masih bisa bersaing di lima besar, setidaknya mencetak point," tutur Luca Marini.
"Tapi itu lah balapan, kita tidak tahu kapan kesialan akan terjadi, padahal itu bukan karena kesalahan saya," lanjutnya dikutip dari Corsedimoto.
Tekanan lain pun saat ia melihat pembalap-pembalap seangkatannya seperti Enea Bastianini dan Jorge Martin mulai diperhitungkan sebagai pembalap tim pabrikan.
Juga keduanya sudah mencicipi podium lebih awal, bahkan Enea Bastianini sudah mendulang dua kemenangan di paruh pertama MotoGP 2022.
"Persaingan pada paruh musim kedua pasti jauh lebih ketat dan lebih sengit karena ada beberapa hal yang diperjuangkan," urai adik Valentino Rossi itu.
Baca Juga: Gagal Total di Prancis, Charles Leclerc Bertekad Balas Dendam di F1 Hungaria 2022
"Saya memperjuangkan nama baik yang sedang saya kejar dengan meraih podium, beberapa pembalap muda Ducati mengejar posisi di tim pabrikan," tambahnya.
Mengenai gosip kalau Mooney VR46 Racing akan berpindah haluan sebagai tim satelit dari Yamaha, Luca Marini enggan banyak bicara.
Ia cukup nyaman dengan Ducati sejauh ini sebagai motor yang dikenal sangat apik dan mudah dikendarai bagi pembalap debutan di MotoGP.
Baca Juga: Usai Raih Podium Bersama Aprilia, Maverick Vinales Tertantang Raih Hasil Lebih Tinggi di MotoGP 2022