OtoRace.id - Manajer tim Ducati Corse, Davide Tardozzi ungkap satu kelemahan motor Desmosedici GP yang berhasil juara di MotoGP 2022.
Berkat Desmosedici GP, Ducati sukses menjadi pabrikan yang merajai MotoGP 2022.
Lewat Francesco Bagnaia yang memacu motor Desmosedici GP 22, Ducati berhasil menyabet gelar juara dunia MotoGP 2022.
Selain itu, Ducati juga berhasil meraih gelar juara dunia tim dan konstruktor di MotoGP 2022.
Tidak berhenti sampai disitu, gelar untuk tim dan rider satelit serta rookie terbaik juga diborong.
Diantarnya yaitu Pramac Racing (tim satelit terbaik), Enea Bastianini (pembalap tim satelit terbaik) dan Marco Bezzecchi (debutan terbaik).
Tentunya mereka bertekad untuk mempertahankan gelar pada kejuaraan MotoGP 2023.
Apalagi, semua pabrikan MotoGP tengah berlomba-lomba untuk mengembangkan motor teranyar untuk menghadapi MotoGP 2023.
MotoGP 2022 telah resmi berakhir, Davide Tardozzi pun menyebut jika pihaknya kini fokus penuh pada pengembangan Desmosedici GP23.
Baca Juga: Turunkan 8 Motor, Ini Target Khusus Ducati untuk Pembalapnya di MotoGP 2023
Hal pertama yang dikembangkan sendiri yakni perangkat elektronik dan sasis.
"Kami fokus untuk membuat motor lebih baik dan mempertahankan gelar," kata Tardozzi dikutip OtoRace.id dari Motosan.es.
"Salah satu rencana selama musim dingin adalah sektor elektronik dan sasis," ujar Tardozzi.
Ia mengindikasikan jika nantinya Desmosedici GP23 bakal terus berkembang sepanjang kejuaraan.
Tim juga sekarang tengah fokus meningkatkan kemampuan saat melibas tikungan.
"Kami akan menguji sesuatu yang berbeda di Malaysia. Baru kemudian dapat memutuskan arah pengembangan motor 2023," terangnya.
"Aerodinamikanya juga bisa dibenahi. Namun, kelemahan utama kami adalah di tikungan. Motor lain lebih baik ketimbang kami," tutup Tardozzi.