OtoRace.id - CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola buka suara soal langkah MotoGP mengikuti jejak F1 dengan akan menggunakan format sprint race di musim 2023.
Massimo Rivola menilai langkah MotoGP mengikuti F1 untuk menerapkan Sprint Race bukanlah solusi yang tepat.
Bagi Massimo Rivola, F1 bisa bangkit bukan karena adanya sprint race.
Namun kehebatan ajang balapan tersebut serta pembalapnya memanfaatkan media sosial yang ada agar semakin dikenal masyarakat.
Terapkan Sprint Race di MotoGP 2023, berarti para pembalap menjalani balapan dua kali dalam satu seri.
Rivola pun mengatakan MotoGP sudah kalah bersaing dengan F1 dalam jumlah penonton.
Sebab, ajang balap mobil jet darat tersebut mencuri perhatian banyak orang melalui serial dokumenter.
"F1 mengalahkan kami dalam hal jumlah penonton. Titik baliknya datang dengan serial Netflix 'Drive to Survive'," kata Rivola dikutip OtoRace.id dari Paddock-GP.
Pria berusia 51 tahun itu menjelaskan media sosial membuat orang-orang lebih menyukai F1 dibandingkan MotoGP.
Baca Juga: Bakal Ada 42 Balapan di MotoGP 2023, Alex Marquez Sebut Sprint Race Sebuah Ide Gila
"Di Formula 1, mereka menggunakan media sosial dengan lebih efektif," tambahnya.
"Charles Leclerc dan Lando Norris, mereka adalah generasi baru dan mereka menggunakan aspek ini dengan sangat baik," terangnya.
"Formula 1 juga menarik banyak kepribadian. Di Monza, saya bertemu bintang Holywood Sylvester Stallone dan yang lainnya," ucapnya.
Rivola menyebut MotoGP akan salah jika meniru F1 untuk bisa menarik penonton lebih banyak.
Ia pun mengatakan sprint race adalah solusi darurat yang dibuat, tetapi berkesempatan untuk membuat semua orang mulai tertarik menyaksikan MotoGP kembali.
"Tapi, akan salah jika meniru Formula 1. Sprint race adalah solusi darurat, tetapi juga kesempatan bagi orang-orang untuk membicarakan kami. Saya harap ini berhasil," tutup Rivola.