Fabio Quartararo Frustasi dengan Tekanan Ban Depan, Pengaruhi Performa Yamaha di MotoGP 2022

Nur Pramudito - Kamis, 29 Desember 2022 | 10:00 WIB

Fabio Quartararo mengakui masalah tekanan ban depan sangat mempengaruhi motor Yamaha, YZR-M1 di MotoGP 2022 (Nur Pramudito - )

OtoRace.id - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo mengaku berjuang keras untuk mengatasi masalah tekanan ban di MotoGP 2022 kemarin.

Masalah tekanan ban membuat Fabio Quartararo gagal mempertahankan gelar juara pada MotoGP 2022.

Fabio Quartararo gagal menjadi juara MotoGP 2022 usai bersaing ketat dengan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).

Pembalap asal Prancis itu sempat unggul 91 poin, tetapi Francesco Bagnaia berhasil merebut gelar tersebut.

Kegagalan mempertahankan gelar juara MotoGP membuta Quartararo sangat frustasi dengan YZR-M1.

Sebab, Quartararo menilai motornya tak memiliki kecepatan untuk bisa bersaing dengan pembalap lainnya.

Namun, Quartararo mengakui tekanan ban depan menjadi masalah utama YZR-M1 di MotoGP 2022.

Menurutnya, hal tersebut sangat berpengaruh dengan performa motornya.

"Tekanan ban depan tergantung pada motor yang Anda kendarai. Itu bisa mempengaruhi banyak hal dan itu mempengaruhi banyak hal pada motor kami," kata Quartararo dikutip OtoRace.id dari Paddock-GP.

Baca Juga: Sering Dibuat Kecewa Yamaha, Fabio Quartararo Tidak Takut Jika Harus Pindah Pabrikan di MotoGP

Pembalap berusia 24 tahun itu menjelaskan masalah tekanan ban depan sangat terasa di MotoGP Qatar 2022, karena YZR-M1 tampak tak memiliki grip di lintasan.

Quartararo mengaku sangat frustasi dengan masalah tersebut karena bisa terjatuh dari motornya, jika memaksakan diri untuk bersaing dengan pembalap lainnya.

"Maka Anda tidak lagi mendapat dukungan dari bagian depan saat Anda mengendarai motor, Anda tidak lagi memiliki cengkraman samping dan ban banyak bergerak," ungkapnya.

"Saya mengalami di Qatar musim ini, tekanan ban depan naik sangat tinggi dan umumnya Anda tidak bisa mengemudi lagi: Katakanlah ban kemudian menjadi sangat lunak, umumnya seperti permen karet," ucapnya.

Lalu, Quartararo menjelaskan hal itu buat frustasi lantaran sadar dirinya bisa melaju cepat, tetapi jika terus dipaksakan akan jatuh.

"Secara keseluruhan, Anda merasakan banyak hal pada motor: Anda memiliki perasaan yang baik tetapi Anda mengendarai setengah detik lebih lambat, jadi itu bukan perasaan yang baik," pungkasnya

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Otorace (@otorace.1d)