"Contohnya saja, keputusan Valentino Rossi berganti motor berkali-kali. Itu adalah salah satu hal yang membuatnya menjadi yang terhebat dalam sejarah," sambung adik Rossi ini.
"Pembalap bukanlah pegawai, pembalap adalah dirinya sendiri, dan ia bisa bekerja dengan siapa saja," tutur pembalap berusia 25 tahun ini.
Di lain sisi, Marini juga tak menutup kemungkinan untuk membela tim selain VR46 pada 2024 nanti.
Kontraknya dengan tim tersebut akan habis akhir musim nanti, dan ia akan terbuka pada segala opsi meski merasa nyaman bersama VR46 Racing Team dan Ducati.
Yang jelas, ia hanya mau membela tim dengan proyek terbaik.
"Saya tak tahu rider lain yang punya kondisi yang sama dengan saya. Saya merasa oke di tempat saya berada sekarang," tegasnya.
"Saya tak mau memulai petualangan yang aneh-aneh. Pembalap pasti ingin bersenang-senang dan menang, karena itu satu-satunya cara punya karier panjang," ungkap runner up Moto2 2020 ini.
"Ada banyak pengorbanan yang harus kami lakukan. Tak satu pun pembalap mau berlaga hanya untuk finis ke-14 dan sekadar membawa pulang gaji," ucap Marini.
"Kalau begitu, seharusnya saya jadi pemain sepak bola saja. Saya serius, motor adalah hal yang memberi saya banyak sensasi dan itulah yang saya cari," pungkas Marini.