OtoRace.id. Rem juga punya fungsi vital untuk menentukan kemenangan pembalap!
Lah, kalau rem ternyata enggak pakem, pembalap bisa celaka!
Seperti yang dialami Ahmad Yushistira ketika berlaga di kelas Asia Superbike 1000 (ASB1000) race 1 Asia Road Racing Championship (ARRC) seri pertama di sirkuit Sepang, Malaysia awal Maret lalu.
Ketika itu, Yudhistira mengalami gangguan rem depan yang terkadang kosong atau tidak pakem.
(Baca Juga : Ada Hasil yang Tak Disangka Bos Mercedes F1 Pada F1 Australia)
Akibatnya, peluang untuk meraih podium menjadi sirna dan hanya bisa finish di posisi 4.
Nah, apa yang dilakukan Jake Walker selaku Teknisi ban dan bahan bakar Micheal van der Mark cukup unik untuk mengecek kinerja pengereman di motor pembalap World Superbike alias WSBK itu.
Mekanik tersebut menggunakan cat peka suhu yang dioleskan di pinggiran luar cakram rem Yamaha YZF-R1 milik pembalap Pata Yamaha itu.
Hal ini dilakukan untuk memonitor suhu cakram ketika motor dipakai balap, yang tentunya memiliki suhu panas ekstrem.
(Baca Juga : Ternyata, Awalnya Fabio Quartararo Bukan Pembalap Pilihan Utama Petronas Yamaha SRT)
Ada tiga cat yang biasa digunakan Jake Walker.
Pertama, cat berwarna hijau yang akan berubah warna ketika suhu cakram sudah melebihi panas 430 derajat Celcius.
Cat kedua, berwana oranye yang akan berubah warna ketika suhu ckaram menyentuh 560 derajat Celcius.
Lalu cat ketiga, berwana merah yang baru akan berubah warna ketika suhu piringan rem tersebut sudah lebih 610 derajat Celcius.
(Baca Juga : Waduh! MXGP Semarang Terancam Batal dan Pindah ke Kota Lainnya)
Nah, itu artinya, bukan tak mungkin kalau panas cakram di motor balap bisa memiliki suhu panas lebih dari 6 kalinya air panas yang dimasak mendidih bro!
Terlebih jika motor tersebut dipakai di sirkuit yang memiliki banyak trek lurus panjang dan juga karakter stop and go!
Ya, seperti di dua trek lurus sirkuit Sepang, Malaysia atau sirkuit Chang International, Thailand.