(Baca Juga : Waduh! Race 1 WorldSBK Belanda Terancam Dibatalkan, Ada Apa?)
Namun, aturan ini banyak menimbulkan kebingungan bagi para tim dan pembalap serta marshal di grid.
Selain itu, ada juga potensi ketidakadilan karena pembalap mungkin memiliki marshal di dekatnya yang dapat membantunya, sementara pembalap yang alami mesin mati lainnya mungkin tidak memiliki marshal di dekatnya untuk membantu.
Seperti halnya yang dialami Marc Marquez di seri MotoGP Argentina 2018 ketika motornya mati sebelum start, namun bisa dihidupkan dan tetap start dari grid.
Sementara, Fabio Quartararo mengalami mesin mati ketika hendak lakukan pemanasan, namun berujung harus start dari pit.
(Baca Juga : Marc Marquez Ngomong Blak-blakan Soal Spoiler Swingarm 'Tiru Ducati' di Honda RC213V Miliknya)
Maka itu agar tidak menimbulkan kebingungan, MotoGP melakukan perubahan regulasi.
Pertemuan diwakili Carmelo Carmelo Ezpeleta (Dorna, Chairman), Paul Duparc (FIM), Herve Poncharal (IRTA) and Takanao Tsubouchi (MSMA).
Perubahan itu dibuat dengan dasar agar prosedur lebih aman, lebih jelas dan lebih adil, prosedur yang sama selanjutnya akan berlaku untuk semua situasi.
Jika pembalap alami masalah pada awal putaran pemanasan, motor yang macet tidak dapat dinyalakan kembali, harus segera dibawa ke pit untuk mendapatkan bantuan.
(Baca Juga : Hasil FP2 Moto2 Amerika: Dimas Ekky Tajamkan Waktu, Marcel Schrotter Tetap Tercepat)
Jika pembalap dapat keluar sebelum pit lane ditutup, ia mungkin masih bergabung dengan putaran pemanasan dan memulai balapan dari belakang grid.
Sebelum dan sesudah balapan dimulai, jika motor mati di grid, maka harus ke pit untuk mendapatkan bantuan.
Lalu, personil dan peralatan tim tidak boleh kembali ke grid setelah dibersihkan untuk putaran pemanasan atau balapan.