Ungkap Rahasia Honda CRF150L Supermoto Milik Tommy Salim yang Kencang dan Stabil

Didit Abdillah - Kamis, 19 September 2019 | 09:00 WIB

Honda CRF150L Supermoto milik Tommy Salim (Didit Abdillah - )

OtoRace.id - Selain road race, kini kompetisi Supermoto mulai ramai bergulir. 

Meskipun Kejurnas Supermoto sedang vakum, tetapi kancah balapnya sedang ramai. 

Mulai dari Trial Game Asphalt dan juga Honda Dream Cup (HDC) yang membuka kelas Supermoto. 

Ini membuat para pembalap tak sia-sia sudah melakukan riset para motor dual purpose yang mereka punya. 

(Baca Juga: Siapa Sangka, Mendiang BJ. Habibie Pernah Mencicipi Mobil F1 Juara Dunia)

DAB/OtoRace
Tenaga mencapai 30 DK

Misalnya Tommy Salim dari tim RC3 Honda MPM Jatim yang paling serius terjun di kancah Supermoto dalam dua tahun terakhir. 

Ia membesut Honda CRF150L dengan mesin yang sudah lebih besar mencapai 180 cc. 

"Mesin bikin di MBKW2 yang sudah siap kompetisi, soalnya di sana kalau bikin mesin selalu rapi dan stabil," tutur Tommy Salim. 

Selain mesin, beberapa faktor di sektor mesin sudah diganti, mulai dari menggunakan piston dari Bintang Racing Team (BRT) berdiameter 62 mm. 

(Baca Juga: Andrea Iannone: Saya Lebih Terkenal dan Lebih Berbakat Daripada Andrea Dovizioso)

Baca Juga: Ini Alasan KTM Mengganti Posisi Johann Zarco Dengan Mika Kallio Hingga Akhir Musim MotoGP 2019

Lalu mengganti throttle body dengan milik Honda CB150R yang velocity-nya lebih besar menjadi 32 mm. 

"Setelah dilakukan test dyno, hasilnya dapat 30 dk. Kalau standaran kan cuma sekitar 12 dk," Tommy menjelaskan. 

DAB/OtoRace
Throttle body milik Honda CB150R yang diaplikasikan bawa pasokan udara lebih besar

Pada sektor kaki-kaki juga jangan dilupakan, sebab bagi motor Supermoto tenaga kencang tetapi tidak didukung dengan kaki-kaki, serta handling yang mumpuni akan terasa percuma. 

Pada suspensi masih menggunakan upside down SHOWA yang diracik ulang oleh JC Suspension di Surabaya. 

Baca Juga: Breaking News! Jelang MotoGP Aragon, Johann Zarco Bukan Lagi Pembalap Reguler KTM

DAB/OtoRace
Suspensi belakang standar dengan racikan dari JC Suspension

"Mulai dari setting cartridge sih yang penting. Lumayan lama itu risetnya, sekitar 6 bulanan dari awal 2019," ungkap pembalap asal Surabaya, Jatim itu. 

Suspensi tunggal belakang yang masih standar juga dipercayai oleh JC Suspension. 

Lalu ban depan belakang sudah menggunakan pelek bikinan TDR dengan Ring 17. 

DAB/OtoRace
Pelek TDR ring 17 dibalut ban FDR Maxtreme cocok untuk balapan di sirkuit non-permanen

Pelek tersebut dibalut dengan FDR Maxtreme 110/70 untuk ban depan dan ban yang sama dengan ukuran 130/70 di ban belakang. 

Jangan lupakan rasio final gear yang diracik dengan perbandingan 14/53 mata, sehingga bisa membuat motor lebih 'jengat' setiap start dan keluar tikungan. 

"Kalau girset aku custom sendiri jadi bisa sesuai kebutuhan waktu itu dan kini sudah pas," papar kakak kandung Gerry Salim itu. 

Baca Juga: Video Review MotoGP San Marino 2019: Bocah Ajaib Vs The Baby Alien

DAB/OtoRace
Landing keras juga tak masalah

Setelah kaki-kaki matang dan siap digunakan, terbukti setiap melompati obstacle, motor ini tetap stabil dan tidak menjadi liar. 

Motor mendarat dengan lembut dan langsung bisa digas tanpa ada pantulan yang menghentak. 

DATA MODIFIKASI

Ban Depan: FDR Maxtreme 110/70 R17
Ban Belakang: FDR Maxtreme 130/70 R17
Pelek depan dan belakang: TDR
ECU: aRacer
Piston BRT 62 mm
Knalpot: RC3
Disc brake depan: Daytona 30 cm. 
Girset: Custom
Kaliper rem: Nissin
Decal: OSCA Graphics