OtoRace.id - Afridza Munandar, pembalap Indonesia yang meninggal pada balapan pertama Asia Talent Cup (ATC) Malaysia di sirkuit Sepang (2/11) memang menimbulkan duka mendalam.
Ia merupakan pembalap berbakat dari Indonesia yang diprediksi punya masa depan cerah di kancah balap motor.
Di tahun ini saja, Afridza Munandar menjadi kontender kuat untuk bersaing dalam perebutan gelar juara umum Asia Talent Cup.
Namun gemilangnya karier pembalap asli Tasikmalaya, Jabar itu bukan hanya di Asia Talent Cup saja, namun juga di kancah nasional.
(Baca Juga: Start dari Posisi ke-6, Valentino Rossi Optimis Raih Hasil Positif di MotoGP Malaysia)
Afridza sudah menjalani balap nasional sejak 2014 di Kejurnas Motorprix pada era motor karburator.
Ia pun bernaung di Yamaha SND pada musim 2015 dan 2016 untuk melakukan riset pada Yamaha R15 di kancah Kejurnas IRS Sport 150.
Itu merupakan pertama kalinya Afridza Munandar berkompetisi menggunakan motor sport.
(Baca Juga: Hasil Kualifikasi F1 Amerika: Valtteri Bottas Raih Pole Position, Berpeluang Tahan Lewis Hamilton)
(Baca Juga: Marc Marquez Crash di Kualifikasi MotoGP Malaysia Gara-gara Bikin Ulah ke Fabio Quartararo)
Punya pencapaian yang bagus, Afridza pun direkrut oleh Honda Trijaya yang kini bernama ART Jogjakarta pada tahun 2017
Ia makin rajin balapan dengan motor sport, khususnya Honda CBR150R.
Di tahun tersebut, ia juga terdaftar sebagai salah satu siswa terbaik Astra Honda Racing School (AHRS) dan menjadi awal kariernya diajak seleksi untuk Asia Talent Cup.
Tahun 2017 makin lengkap baginya setelah menjadi juara nasional Kejurnas Motorprix untuk kelas MP3 (Underbone 150 tune up pemula) dan MP4 (Underbone 125 tune up pemula open).
Pada tahun 2018, ia lebih dibiasakan berkompetisi dengan motor sport setelah masuk ke Asia Talent Cup.
(Baca Juga: Jenazah Afridza Munandar Akan Diterbangkan Hari Ini ke Indonesia Usai Otopsi)
Tujuannya adalah membiasakan diri dan gaya balap dengan motor bertangki.
Kala itu ia hanya berlomba di Asia Talent Cup dan Kejurnas IRS Sport 150. Honda Trijaya pun sudah berubah nama menjadi ART Jogjakarta.
Pada debutnya di Asia Talent Cup, ia langsung masuk 10 besar klasemen akhir.
Kesulitan beradaptasi jadi alasannya kesulitan meraih podium. Itu yang membuatnya bertekad untuk lebih rajin berlatih fisik maupun motor.
"Enggak masalah balapan dengan motor bebek di tahun ini, yang penting insting sama mental kompetisiku terus terasah," kata Afridza saat ditemui di Kejurnas Motorprix ketika itu.
Tahun ini di kancah nasional, ia berpeluang menjadi juara nasional Kejurnas One Prix di kelas Expert.
(Baca Juga: Jack Miller Sebut Pemilihan Ban Akan Jadi Kunci Penting di Balapan MotoGP Malaysia)
Namun ia tidak bisa merengkuhnya karena sudah dipanggil Sang Pencipta lebih awal.
Selamat jalan Afridza, Iza, Ijah, demikian dia di sapa di lintasan.
Terimakasih atas podium dan kebanggaan untuk balap motor Indonesia.