OtoRace.id - Di MotoGP Repsol Honda kerap dituding hanya memprioritaskan satu rider saja, atau bahasa kerennya punya pembalap nomor satu dan dua.
Sulit untuk membantah tudingan tersebut, karena di sejarah modern Repsol Honda, seringkali ada satu pembalap yang tampil jauh lebih baik dari rekan setimnya.
Baik itu Valentino Rossi atas Tohru Ukawa dan Nicky Hayden, Dani Pedrosa atas Andrea Dovizioso, atau yang terkini adalah Marc Marquez atas seluruh rekan setimnya.
Akan tetapi, tuduhan tersebut ditolak mentah-mentah oleh legenda MotoGP dan mantan rider tim Repsol Honda Michael ‘Mick’ Doohan.
(Baca Juga: Datang ke Jakarta, Mick Doohan Sebut Marc Marquez Bisa Juara Dunia Pakai Motor 2-Tak atau 4-Tak)
“Sekarang sudah tidak ada lagi pembalap nomor 1 dan nomor 2 di tim pabrikan, walaupun bertahun-tahun lalu memang ada,” jawab Mick Doohan langsung kepada OtoRace.id di Jakarta (23/11).
Ia berkata bahwa dulu, semua hal di dalam tim bahkan sampai alokasi ban memang dibagi berdasarkan prioritas pembalap nomor 1 dan 2.
“Tapi sejak awal tahun 90-an, sistem itu sudah ditiadakan untuk memberikan kesempatan bagi para pembalap baru atau muda untuk bisa tampil di level yang sama,” tukasnya.
Lantas kenapa Marquez bisa tampil fantastis di atas motor Repsol Honda?
(Baca Juga: Konflik dengan Johann Zarco, Karel Abraham Keluar dari Avintia MotoGP Karena Sakit Hati?)
(Baca Juga: Mick Doohan Bilang Sirkuit MotoGP Mandalika Bukan Sirkuit 'Jalanan')
Sedangkan Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo, serta Cal Crutchlow di motor yang sama, kerap kesulitan mengimbangi atau bahkan mendekati torehan hasil Marquez.
Doohan menjawab bahwa situasinya sama seperti saat ia menjadi rekan setim Alex Criville di Repsol Honda tahun 1997, saat ia berhasil memenangkan 12 dari 15 balapan yang ada tahun itu.
Doohan mengatakan bahwa di balik catatan fenomenal tersebut, tidak ada sistem pembalap nomor 1 dan 2.
“Akan selalu ada satu orang yang lebih unggul, ada saat dimana Honda memiliki 7 atau 9 motor di lintasan, tapi hanya ada satu yang menang, motor punya saya,” jawabnya.
“Pada akhirnya, semua tergantung dari si pembalap, karena tidak ada yang beda dari motornya,” tutup Doohan.
(Baca Juga: Alex Marquez Menegaskan Tidak Akan Meniru Gaya Balap Marc Marquez Untuk Sukses di MotoGP)