Leher Adalah Bagian yang Wajib Dilatih Pembalap F1 Saat Masa Karantina. Kenapa?

Didit Abdillah - Minggu, 26 April 2020 | 17:00 WIB

Latihan leher juga bisa dengan menggunakan bech press yang diberikan beban sebesar 15-25 kg. (Didit Abdillah - )

Baca Juga: BREAKING NEWS: Valentino Rossi Memberikan Kepastian Soal Kontraknya Dengan Yamaha di MotoGP 2021

"Karena saat di rumah, kami tidak bisa menentukan bobot G-Force yang tepat, sehingga itu adalah latihan yang cukup susah ditebak bagi kami," sambungnya dilansir dari Motorsport. 

Menu latihan berbagai pembalap F1 cukup unik dalam melatih lehernya, sebab tidak ada alat fitness yang memang dikhususkan untuk melatih leher

www.formula1.com
Saat berada di dalam kokpit, pembalap F1 akan merasakan tekanan gravitasi pada bagian leher

Alat latihan bench press yang diberikan belt dan disangkutkan ke bagian kening, jadi yang paling sering dilakukan. 

"Menggunakan bench press dan belt itu paling sering digunakan, tetapi akan jauh lebih sulit daripada saat menggunakan tangan, itu lah kenapa latihan leher itu sangat menyulitkan," kata Sainz. 

Baca Juga: Dorna Sports Tolak Ide FIM Soal Menggelar MotoGP dan World Superbike di Waktu dan Tempat Sama

Meski sulit, hal itu harus dilakukan. Pasalnya jika minim latihan dan saat balapan nanti, G-Forces yang menimpa leher akan membuat pembalap menjadi mudah pusing. 

Setelah itu akan berakibat pada otak dan membuat pembalap yang bersangkutan mudah pingsan. 

Sekadar informasi, besaran 5g yang diterima pembalap F1 sama dengan pilot jet tempur saat sedang bermanuver di angkasa. 

Tak heran kalau F1 disebut 'Jet Darat'.