OtoRace.id - Masa pandemi virus corona atau Covid-19 memang sangat berdampak pada aktivitas produksi pabrik di berbagai penjuru dunia.
Termasuk bagi Ducati, dimulai dari produksi motor untuk masal dan juga untuk MotoGP.
Dalam beberapa tahun terakhir, Ducati selalu menjadi tim pabrikan yang mengedepankan inovasi di timnya.
Seperti pemasangan winglet untuk MotoGP, lalu berubah menjadi aerofairing.
Baca Juga: Max Verstappen Tiru Zlatan Ibrahimovic, Beli Mobil Ferrari Seharga Rp 25 Miliar!
Lalu memasangkan swing arm karbon, sampai ke anti-wheelie yang mengunci suspensi depan saat start, hal yang diadopsi dari ajang Motocross.
"Saya dan tim merasa sangat terdampak dari pandemi virus Corona, karena kami tidak bebas dalam bereksperiman untuk Ducati Desmosedici GP20 tahun ini," ujar Gabriele Conti, Manajer Teknis Ducati Corse.
"Ducati selalu menjadi pabrikan yang inovatif, tetapi sekarang harus menahan riset mesin sampai setidaknya di musim depan," lanjutnya dilansir dari GP One.
Pada musim 2020, engine freeze atau pembekuan riset mesin memang dilakukan, sehingga semua pabrikan di MotoGP tidak diperbolehkan melakukan riset.
Baca Juga: Meski Punya Kontrak 4 Tahun, Marc Marquez Dibilang Hanya Akan Bertahan Dua Tahun Lagi di Honda
Tujuannya untuk menyamaratakan performa dan menahan biaya setiap tim agar selalu efisien di tengah pandemi.
"Sekarang Ducati harus memutar otak agar bisa meningkatkan performa di musim depan, tetapi tidak di bagian mesin," sahut Edoardo Lenoci selaku Ahli Aerodinamika Ducati Corse.
"Aerodinamika bagian belakang menjadi tujuan kami untuk dikembangkan tahun depan, hasilnya akan terlihat pada tes pertama nanti," pungkasnya.
Namun setidaknya, ada beberapa inovasi baru yang sudah dikembangkan sejak akhir tahun lalu bisa dipakai untuk musim MotoGP 2020 ini.
Seperti pengatur ketinggian suspensi belakang ketika memasuki dan keluar tikungan.
Baca Juga: MotoGP 2019 Menjadi Musim dengan Nilai Kecelakaan Paling Minim, Kok Bisa?