OtoRace.id - Siapa sangka, dengan absennya Marc Marquez, MotoGP 2020 berjalan dengan sangat seru sejauh ini.
Dari 5 seri yang sudah berjalan, ada 4 pembalap berbeda dari 3 pabrikan berbeda yang memenangkan balapan.
Mulai Fabio Quartararo (Yamaha), Brad Binder (KTM), Andrea Dovizioso (Ducati), dan Miguel Oliveira (KTM).
Terlihat ini jadi tanda bahwa persaingan MotoGP 2020 cukup ketat, ditambah lagi beberapa nama pembalap yang juga ikutan memanaskan persaingan di papan atas.
Baca Juga: Kompetitif di Beberapa Seri Terakhir, Marc Marquez Tahu Datanya Dipakai Takaaki Nakagami
Sampai akhir musim, bisa saja akan ada pemenang lainnya lebih banyak daripada yang saat ini.
Apakah benar bahwa absennya Marc Marquez membuat kompetisi MotoGP 2020 semakin seru? Katanya tiba-tiba semua pembalap jadi punya peluang menang gitu?
Banyak yang bilang begitu, tapi tentu masih perlu dipertanyakan kebenarannya.
Tapi, sang pemasok ban MotoGP, Michelin, punya nih alasan kenapa MotoGP 2020.
Baca Juga: Kenapa Sasis Baja Jadi 'Agama' Bagi KTM di MotoGP, Apa Keuntungannya?
Alasan lebih masuk akal dibandingkan dengan absennya Marc Marquez.
Bos Michelin Motorsport, Piero Taramasso, mengungkap bahwa MotoGP 2020 seperti halnya MotoGP 2016 lalu.
"Di 2016, Michelin kembali ke MotoGP, bannya berubah, dan yang terjadi dulu terjadi seperti sekarang. Ada 9 pemenang musim itu, sekarang kita punya 4 dari 5 balapan," ungkap Taramasso dilansir OtoRace.id dari Paddock-GP.com.
Hal itu karena ban baru, dimana tiap tim seolah harus bekerja dari awal lagi dan karakter ban yang bisa saja berbeda di tiap balapan.
Baca Juga: Sempat Disebut Gila, Kini Johann Zarco Puji Valentino Rossi. Ada Apa?
"Tahun ini kita memperkenalkan ban baru, yang tentu karakternya berbeda dari sebelumnya, jadi setiap orang harus bekerja di tiap trek untuk menemukan kuncinya dan siapa yang bisa melakuan itu akan menang," tegas Taramasso.
"Jika kalian ingat, ada 9 pemenang di 2016, lalu ada 5 di 2017, lalu cuma 3 di 2018. Semakin berkurang pemenangnya karena bannya sama selama 3,5 tahunan, dan aku tak kaget jika sekarang beberapa pembalap agak kesal," ungkapnya.
Dengan ban yang sama, yang sukses sudah menemukan kuncinya maka akan semakin sukses, sementara yang kesulitan akan ketinggalan.
Ban baru mengulang kejadian itu.
"Kau harus bekerja di tiap trek, kau tak bisa menemukan setup ajaib yang bisa dipakai dimana saja. Di tiap trek punya karakteristik berbeda, seperti konfigurasi ataupun level gripnya, itu normal," lanjutnya.
"Siapa yang bisa menemukan cara membuat bannya bekerja di tiap balapan itulah pemenangnya, dan aku akan angkat topi untuknya. Situasi ini benar-benar mengingatkanku dengan tahun 2016," tuntasnya.