OtoRace.id - Kiprah Hendriansyah di ajang balap roda dua memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dari kancah motocross sampai ke road race, Hendriansyah tetap menjadi pembalap yang disegani.
Lantaran dia bisa sangat kompetitif baik di sirkuit pasar senggol dan sirkuit permanen.
Juga di kondisi lintasan kering atau balapan di bawah guyuran hujan, Hendriansyah tetap bisa mengejar kemenangan.
Bahkan meski usianya sudah terbilang 'terlalu matang', ia masih bisa bersaing untuk mempereburkan gelar juara dengan pembalap yang lebih muda.
Sampai banyak mendapatkan sponsor dan kepercayaan untuk membawanya ke kancah balap internasional.
Kilas balik pada tahun 2014, pembalap berjuluk 'Dewa Road Race' ini mendapatkan kepercayaan untuk berkiprah di Moto3 Sepang, Malaysia.
Kala itu kelas Moto3 memang pertama kali dibuka dan masih terbuka kesempatan bagi berbagai pabrikan motor, tak hanya didominasi KTM dan Honda seperti Moto3 saat ini.
Baca Juga: Masih di Balap Underbone, SND Racing Rapido Masih Pertahankan Duet Hildan Kusuma dan Wawan Wello
Apalagi kala itu Hendriansyah disponsori oleh minuman berenergi, Go & Fun yang juga menjadi sponsor bagi Gresini Racing di Moto3 dan MotoGP.
Kala itu Gresini Racing di Moto3 mengusung nama Junior Team Go & Fun Moto3 yang menanungi Enea Bastianini dan murid Valentino Rossi, Niccolo Antonelli.
Kala ditemui awal 2015, Hendriansyah bercerita kalau dirinya gagal balapan di Moto3 lantaran masalah dana yang sangat mahal.
"Motor Moto3 itu mahal banget sewa dan perawatannya, Go & Fun yang juga sponsor Gresini Racing tidak bisa memenuhi sewa motornya untuk wildcard saja," urai Hendri, sapaannya.
Baca Juga: Bos Tim Ferrari Ungkap Kesamaan Antara Charles Leclerc dengan Legenda F1 Michael Schumacher
"Akhirnya ide kami untuk wildcard di Moto3 Malaysia pun batal, juga secara usia saya dinilai sudah terlalu tua," lanjutnya.
Saat itu usia Hendriansyah sudah menginjak 33 tahun dan pada 2014 juga menjadi tahun terakhirnya berlomba dengan motor bebek.
Ia fokus pada motor sport 150 cc dan 250 cc di ajang Kejurnas IRS, Yamaha Sunday Race, serta beberapa kali wildcard ARRC Indonesia di sirkuit Sentul.
Sampai akhirnya pada tahun 2017, pria asal D.I.Yogyakarta itu benar-benar memutuskan untuk pensiun dari kancah balap.
Baca Juga: Gara-gara Valentino Rossi, Suzuki Berhasil Merekrut Davide Brivio, Begini Ceritanya
Fokusnya kini pada bisnis racing parts dan aksesoris kebutuhan balap, serta membesarkan putranya, Nelson Cairoli yang kini melanjutkan di kancah road race.
Ia juga menjadi mentor bagi beberapa pembalap yang berdomisili di Jogja dan sekitar Jawa Tengah.
Seperti Dheyo Wahyu dan Mario S.A. Baik itu latihan balap di sirkuit dan latihan fisik.