OtoRace.id - Motorsport can be dangerous. Kata-kata ini sudah sering dikampanyekan oleh badan olahraga bermotor tertinggi dunia, FIM dan FIA.
Setiap atlet yang berlomba dengan kecepatan, mereka sudah siap akan risiko tertinggi, yaitu kematian atau kecelakaan parah yang bsia saja merenggut bagian tubuhnya.
Sudah banyak yang kehilangan dan kerusakan anggota tubuh pasca insiden.
Namun banyak dari mereka yang tak kehilangan semangat dan masih bisa berprestasi dengan kekurangannya kini.
Mari kita mengenal beberapa dari mereka yang masih berprestasi dan juga menginspirasi.
Baca Juga: Siapa Tahu Penasaran, Ini Penjelasan Nama dan Kode Semua Motor di MotoGP
1. Muhammad Fadli Imammudin
Indonesia patut berbangga memiliki M. Fadli, sebab ia merupakan atlet berprestasi di kancah balap motor.
Ia cukup disegani di kancah balap motor Asia. M Fadli menang di race 2 Supersport 600 (SS600) Asia Road Racing Championship (ARRC) Indonesia di sirkuit Sentul 7 Juni silam saat insiden tak terlupakan itu terjadi.
Ia berniat melakukan selebrasi kemenangan selepas garis finish, M. Fadli melambatkan motornya dan nahas ditabrak pembalap dari sisi kiri dan menabrak keras kaki kirinya.
Fadli pun langsung dilarikan ke rumah sakit dan beberapa bulan kemudian kaki kirinya diamputasi.
Baca Juga: Pembalap Muda Inggris Optimis Bisa Gantikan Sir Lewis Hamilton di Tim Mercedes
Baca Juga: Balapan MotoGP 2021 Belum Mulai, Test Rider Honda Sudah Kasih Peringatan ke Pol Espargaro
“Untung yang diamputasi kaki kiri, jadi masih bisa buat ngegas mobil,” selorohnya kepada OtoRace pascaoperasi 2015.
Jiwa kompetisi masih ada dalam diri Ayah satu putra dan putri ini. Ia pun direkrut sebagai atlet paracycling untuk Asian Games 2018 dan Olimpiade Tokyo 2021 mendatang
Dalam ajang paracycling, M. Fadli masih bisa meraih podium untuk medali emas di kompetisi Asian Para Games
“Satu mimpi hilang untuk balap motor dunia, tapi masih ada mimpi lain untuk bisa membanggakan Indonesia di kancah Internasional. Saya akan tampil all out untuk Indonesia di Asian Games dan Insya Allah di paralimpiade nanti,” tuturnya.
Baca Juga: Bos Petronas Yamaha SRT Secara Tidak Sengaja Bocorkan Livery Motor Valentino Rossi di MotoGP 2021
2. Billy Monger
Berusia masih sangat muda dan punya bakat yang apik, Billy Monger sempat diprediksikan akan menggantikan Lewis Hamilton di kancah F1.
Nahasnya ia mengalami insiden parah pada F4 Inggris di sirkuit Donington Park saat menabrak dari belakang mobil rivalnya yang mengalami masalah.
Kakinya tersangkut di area mesin mobil lawannya dan kaki-kaki mobilnya sendiri, 90 menit waktu evakuasi terlalu lama dan membuat kaki pemuda 19 tahun tersebut.
Sampai pahanya harus diamputasi segera dan sempat merasakan depresi, hingga orang-orang di sekitarnya memberikan semangat.
Salah satunya adalah Lewis Hamilton yang juga idola Billy. Ia sempat diajak ke sirkuit F1 untuk naik mobil F1 Mercedes milik juara dunia tersebut.
Baca Juga: MotoGP Akan Menggelar Kompetisi MiniGP Untuk Pembibitan Lebih Luas
"Senyumnya itu tak ternilai, dia memiliki bakat dan bisa saja mengalahkan saya. Kariernya berhenti, semangatnya tidak. Itu yang bisa dijadikan contoh," tutur Hamilton mengapresiasi.
Bahkan ia kini kembali ke kompetisi F3 Eropa dengan modifikasi mobil yang diizinkan, sehingga tungkai pedal gas yang lebih panjang.
Ambisi besar Billy Monger membuatnya kini sudah kembali balapan secara reguler dan terus berlatih fisik.
Kansnya untuk ke F1 memang tidak sebesar dulu, tapi kerap menjadi tamu kehormatan setiap F1 Inggris dan F1 Italia.
3. Alex Zanardi
Dari kedua pembalap sebelumnya, Alex Zanardi adalah yang paling senior.
Alex Zanardi merupakan mantan pembalap F1 pada tahun 1991-1994 dan 1999.
Prestasinya yang tidak begitu cemerlang membuatnya hijrah ke ajang balap CART (Championship Auto Racing Team), kalau sekarang dikenal dengan Indy Car di Amerika Serikat pada 1996-1998 dan 2001.
Di tahun terakhirnya itu menjadi tahun paling nahas bagi Alex Zanardi.
Saat itu 15 September 2001 di EuroSpeedway Lausitz. Zanardi start dari paling belakang dan berhasil masuk ke posisi terdepan.
Di penghujung lap, ia mengganti ban dan ternyata ban itu masih terlalu dingin dan membuatnya kehilangan traksi.
Alex Zanardi kesulitan mengendalikan mobilnya langsung dihantam dari sisi kiri, tepat di monokok mobil, lokasi kedua kakinya.
Kaki sekitar lututnya langsung terhempas di lokasi kejadian dan pembalap veteran asal Italia itu sempat kehilangan tiga perempat darah di tubuhnya.
Setelah operasi yang panjang, hanya butuh waktu 4 tahun setelah insinden mengerikan tersebut, Zanardi langsung kembali berkompetisi di WTCC (World Touring Car Championship).
Dengan membesut BMW 320si, podium dan kemenangan langsung diraihnya pada debut difabelnya.
Akan prestasi itu, ia pun sempat diajak untuk kembali berkompetisi di F1 bersama BMW Sauber pada 2006 dan ia menolaknya.
Bukan alasan takut, namun teknolgi F1 kala itu masih belum begitu canggih bagi difabel dan hanya akan membuat dia mengganggu pembalap lain di lintasan.
“Kini fokusku hanya di balap sepeda tangan untuk olimpiade. Ini caraku untuk tetap berkompetisi dan meraih kemenangan,” kata pria yang meraih medali emas d Olimpiade Inggris 2012 silam.