"Semua orang tahu bahwa tabrakan dengan tubuh manusia bisa berakibat fatal bahkan pada kecepatan 50 atau 60 km/jam," sambung pria Italia itu.
"Gaya inersia (kelembaman) pada sepeda motor dengan berat lebih dari 200 kg memiliki efek yang kuat dan dapat menyebabkan banyak kerusakan. Bahkan pada kecepatan rendah," tambah Ciabatti.
Lebih lanjut, menurut Ciabatti, mengurangi kecepatan tak akan mampu membantu untuk mengurangi angka kecelakaan ataupun kematian.
Bos Ducati itu mengatakan resiko korban jiwa jauh lebih tinggi di kelas Moto3 yang memiliki kecepatan rendah.
Baca Juga: Sering Terjatuh, Pol Espargaro Pahami Satu Hal Ini di MotoGP 2021
Tapi di kelas Moto3 sangat beresiko karena para pembalapnya sangat berdekatan.
"Bahayanya tidak terlalu berkaitan dengan performa mesin atau kecepatan tertinggi dibandingkan dengan dinamika tertentu yang tidak dapat dihindari dalam balap motor," ujar Paolo Ciabatti.
"Menurut pendapat saya, bahaya di balapan Moto3 lebih tinggi ketika 20 pembalap berkendara berdekatan," imbuhnya.
"Ketika para pmebalap berebut wheel-to-wheel dengan sangat dekat dan semua motor berperforma sama, itu berbahaya," pungkas Ciabatti.