Bos Ducati Bongkar Penyebab Pembalap Alami Kecelakaan hingga Telan Korban Jiwa di MotoGP

Nur Pramudito - Kamis, 15 Juli 2021 | 18:35 WIB

Paolo Ciabatti menyebut bahwa faktor penyebab tewasnya pembalap di ajang MotoGP bukan karena kecepatan (Nur Pramudito - )

OtoRace.id - Sporting Director Ducati, Paolo Ciabatti membeberkan faktor penyebab kecelakaan hingga menelan korban jiwa di MotoGP, yaitu karena faktor dinamika lanjutan.

Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 tercatat dua kali menciptakan rekor kecepatan tertinggi (top speed).

Rekor tersebut pertama kali dicetak oleh Johann Zarco (Pramac Racing), saat menjalani FP4 di MotoGP Qatar 2021 dengan kecepatan 362,4 km/jam.

Selang dua bulan kemudian, Brad Binder (Red Bull KTM) menyamai rekor kecepatan Zarco pada FP3 MotoGP Italia 2021.

Baca Juga: Tunggu Keputusan Valentino Rossi di MotoGP 2022, Petronas Yamaha SRT Akui Kesengsem Banyak Pembalap Muda

Setelah beberapa rekor top speed pecah di MotoGP 2021, enam tim pabrikan melakukan diskusi untuk penyesuaian beberapa komponen.

Keenam pabrikan setuju untuk melakukan penyesuaian dengan sejumlah regulasi teknik yang mendukung agar anggaran tetap terkontrol.

Akan tetapi, pengurangan kapasitas mesin tidak masuk dalam agenda diskusi.

Kapasitas tangki juga harus dikurangi lagi secara bertahap dari 22, 21, dan 20 liter serta menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Dilirik Yamaha Untuk Gantikan Valentino Rossi, Begini Jawaban Jawara WSBK

Sebagian besar pabrikan sudah terbiasa menang dengan regulasi saat ini, tentu ingin mempertahankan status quo.

Namun, sejumlah pabrikan tetap sepakat agar top speed MotoGP harus dikurangi karena berbahaya bagi pembalap.

Insiden kecelakaan yang menyebabkan pembalap Moto3 Jason Dupasquier di Sirkuit Mugello menjadi faktor utama.

MotoGP
Paolo Ciabatti menyebut bahwa faktor penyebab tewasnya pembalap di ajang MotoGP bukan karena kecepatan

Paolo Ciabatti menyebut bahwa faktor penyebab tewasnya pembalap bukan karena kecepatan.

Baca Juga: Terungkap Kalau Jorge Lorenzo Sempat Negosiasi Dengan Aprilia di MotoGP

Paolo Ciabatti menyebut bahwa dinamika lanjutan setelah insiden kecelakaanlah yang membuat banyak korban jiwa di arena balap.

Itulah yang terjadi pada Shoya Tomizawa di Moto2 San Marino 2010, Marco Simoncelli di MotoGP Malaysia 2011, dan Dupasquier.

"Jika Anda mencermati kecelakaan di Mugello lalu, itu terjadi pada motor yang sangat kecil, bukan motor yang memiliki kecepatan sangat tinggi," kata Paolo Ciabatti dilansir OtoRace.id dari Speedweek.

"Kecelakaan serius terjadi saat pembalap jatuh dan mereka yang di belakangnya tidak dapat menghindar," terangnya.

Baca Juga: Waduh Joan Mir Udah Pesimis Juara Dunia MotoGP 2021 Karena Ini

"Semua orang tahu bahwa tabrakan dengan tubuh manusia bisa berakibat fatal bahkan pada kecepatan 50 atau 60 km/jam," sambung pria Italia itu.

"Gaya inersia (kelembaman) pada sepeda motor dengan berat lebih dari 200 kg memiliki efek yang kuat dan dapat menyebabkan banyak kerusakan. Bahkan pada kecepatan rendah," tambah Ciabatti.

Lebih lanjut, menurut Ciabatti, mengurangi kecepatan tak akan mampu membantu untuk mengurangi angka kecelakaan ataupun kematian.

Bos Ducati itu mengatakan resiko korban jiwa jauh lebih tinggi di kelas Moto3 yang memiliki kecepatan rendah.

Baca Juga: Sering Terjatuh, Pol Espargaro Pahami Satu Hal Ini di MotoGP 2021

Tapi di kelas Moto3 sangat beresiko karena para pembalapnya sangat berdekatan.

"Bahayanya tidak terlalu berkaitan dengan performa mesin atau kecepatan tertinggi dibandingkan dengan dinamika tertentu yang tidak dapat dihindari dalam balap motor," ujar Paolo Ciabatti.

"Menurut pendapat saya, bahaya di balapan Moto3 lebih tinggi ketika 20 pembalap berkendara berdekatan," imbuhnya.

"Ketika para pmebalap berebut wheel-to-wheel dengan sangat dekat dan semua motor berperforma sama, itu berbahaya," pungkas Ciabatti.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Otorace (@otorace.1d)