OtoRace.id - Valentino Rossi memang sudah tampil mempesona sejak kehadirannya di ajang Grand Prix alias kancah MotoGP.
Bahkan kehadiran Valentino Rossi di GP125 tahun 1996 membuat pria yang sudah mengkoleksi empat gelar juara dunia harus pensiun.
Yap! Pria tersebut adalah Jorge Martinez Salvadores atau lebih dikenal dengan Aspar, peraih empat juara dunia GP80 (1986-1988) dan GP125 (1988).
Berdasarkan penuturannya yang OtoRace.id lansir dari MotoGP.com, Jorge Martinez memilih pensiun ketika Valentino Rossi hadir di kelas GP125.
"Saya rasa sepanjang karir saya, saya sangat beruntung sudah meraih empat gelar juara dunia dan 47 kemenangan di kejuaraan dan banyak hasil bagus lainnya," aku Jorge Martinez.
Bahkan, di tahun 1996 dirinya mengaku kalau dirinya saat itu belum ingin memutuskan untuk pensiun di tahun 1997.
Jorge Martinez yang kelahiran 1962, masih ingin melanjutkan karirnya sebagai pembalap di kelas GP125.
"Saya melihat pria datang dengan rambut pirang, dengan anting di telinga dan menjadi Superman di motor, dan kemudian saya berkata; ini bukan gaya saya," aku Jorge Martinez Aspar yang saat itu berusia 34 tahun.
Ketika itu, Valentino Rossi berhasil menang di salah satu seri GP125 dan selebrasi memakai bendera Superman yang diikat ke leher layaknya jubah Superhero Marvel tersebut.
Namun menurut pria yang saat ini menjadi pemilik tim Aspar di kancah Moto3 dan Moto2 itu, awal kehadiran Valentino Rossi membuatnya terkejut.
"Tahun 1996 kami mengalami senggolan beberapa kali, dia menabrak saya dan kami beberapa kali adu pendapat," jelas Martinez.
"Dan, di tahun 1997, Valentino Rossi memaksa saya untuk pensiun. Itu bukanlah cerita yang buruk," aku Martinez lagi.
Baca Juga: Valentino Rossi Pacaran Naik 'Bajaj' Sambil Berikan Kode MotoGP 2022
Bukan karena usia yang membuat Jorge Martinez untuk memutuskan pensiun sebagai pembalap di GP125.
"Saya memiliki dua alasan. Salah satunya karena kedatangan Valentino Rossi, dan itu memiliki dampak besar," sebutnya pria asal Spanyol itu.
Sedangkan yang kedua, menurutnya ada kaitannya dengan strategi yang dilakukan pabrikan motor saat itu, terutama Aprilia di kelas GP125.
"Saya melihat, dalam hal ini Aprilia, mereka menggunakan saya sebagai pembalap berpengalaman, pembalap teknisi, pembalap penguji untuk mensetting motor," lanjutnya.
"Kemudian, mereka (Aprilia) memberikan semua perangkat terbaik, dalam hal ini kepada Valentino. Jadi saat itu saya sebagai pembalap merasakan sakit hati," jujur Martinez.
Tetapi anehnya, justru Jorge Martinez Aspar malah menyesali kalau dirinya mengambil keputusan untuk pensiun di akhir musim GP 1997.
"Karena di tahun 1998, Sakata (Kazuto Sakata) memenangkan gelar juara dunia, dan saya berpikir kalau saya bisa saja menjadi juara dunia," bilangnya.
Ya! Pasalnya di tahun 1998, Valentino Rossi sudah pindah ke kelas GP250.
Baca Juga: Legenda MotoGP Bilang Jorge Lorenzo Tidak Sehebat Valentino Rossi Karena Hal Ini
Tetapi akhirnya Jorge Martinez pun sadar kalau akhirnya pencapaian yang sudah diraihnya hingga Ia pensiun pun sudah membuatnya cukup puas.
"Saya pensiun di 1997 dan membangun tim Aspar. Jujur saja hingga tahun ketiga, itu sangat sulit bagi saya, karena saya ingin kembali membalap bersama para pembalap saya. Itu sangat sulit," beber Martinez yang hasrat membalapnya terus menggebu ketika itu.
"Tidak perlu diragukan lagi, kehidupan sebagai pembalap jauh lebih baik ketimbang tim manajer. Tetapi, saya merasa istimewa, karena saya berada di dunia yang saya suka," pungkas Martinez.
Sekitar dua tahun lalu, Dorna Sports selaku promotor MotoGP pun memberikan gelar untuk Jorge Martinez sebagai MotoGP Legend alias Legenda MotoGP kepadanya.