OtoRace.id - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengungkap peran Marc Marquez dalam menggagalkan Valentino Rossi mengejar gelar juara dunia ke-10.
Valentino Rossi yang akan pensiun pada akhir musim ini bakal meninggalkan beragam kisah dan prestasi di ajang balap motor paling ternama tersebut.
Pembalap berjuluk The Doctor itu mengoleksi sembilan gelar juara dunia.
Valentino Rossi meraih satu gelar di kelas 125cc, satu gelar di kelas 250cc, dan tujuh sisanya di kelas utama atau MotoGP.
Baca Juga: Andrea Dovizioso Yakin Bisa Beri Masukan Untuk Pengembangan Motor Yamaha di MotoGP 2022
Lin Jarvis menyatakan Rossi memiliki peluang besar menjadi juara dunia untuk kali ke-10 pada MotoGP 2015.
Ketika itu persaingan begitu ketat dengan Jorge Lorenzo dan di akhir musim Rossi harus puas di peringkat kedua dengan jarak lima poin saja dari rival sekaligus rekan satu timnya tersebut.
Dikutip OtoRace.id dari Paddock GP, Jarvis mengungkap peran Marquez menggagalkan ambisi Rossi menjadi juara.
"Jika Valentino tidak menantang Marc Marquez setelah MotoGP Australia, dia mungkin tidak akan meledak seperti itu dan Rossi bisa menjadi juara dunia," kata Jarvis dikutip OtoRace.id dari Paddock-GP.
Baca Juga: Penjelasan Menpora Mengenai Indonesia Terancam Tak Bisa Gelar WSBK dan MotoGP Indonesia
Setelah MotoGP Australia atau tepatnya di konferensi pers MotoGP Malaysia, Rossi menyebut Marc Marquez sengaja membantu Jorge Lorenzo menjadi juara dunia.
Pada balapan di Sirkuit Sepang, Rossi bersitegang dengan Marquez di lintasan.
Bahkan duel Rossi dan Marquez kala itu berbuntut dengan jatuhnya sang pembalap Spanyol.
Rossi pun dihukum pengurangan tiga poin dan harus start dari posisi buncit di MotoGP Valencia yang merupakan seri penutup musim.
Rossi bisa menempati posisi keempat, namun poinnya tak cukup mengejar Lorenzo.
Menurut Jarvis, insiden enam tahun lalu tersebut membuat persaingan MotoGP berubah.
"Dengan apa yang terjadi pada 2015, MotoGP mulai seperti sepak bola dengan keberadaan fans yang mencerca pembalap," imbuhnya.
"Itu mengubah balap motor selamanya, olahraga yang kita cintai telah diracuni," tutup Lin Jarvis.