OtoRace.id - Suhu udara mencapai 31 derajat Celcius bukanlah suhu yang bisa dengan mudah diterima masyarakat dunia barat, khususnya pembalap F1.
Tingginya suhu udara ini lah yang dirasakan saat gelaran F1 Amerika di sirkuit Austin (22-24/10) lalu.
Sirkuit Austin kembali dibuka setelah tidak menggelar F1 tahun 2020 dan sempat mengalami penundaan di awal 2021.
Dengan panasnya suhu udara, jelas berdampak pada suhu lintasan yang mencapai 55 derajat Celcius dan sangat berpengaruh pada durabilitas ban.
Baca Juga: Sudah 25 Tahun Bersama, Ini Tipe-tipe Helm AGV yang Dipakai Valentino Rossi, Keren yang Mana?
Tak cuma ban, konsentrasi pembalap pun ikutan berpengaruh karena berarti suhu udara di dalam kokpit juga ikut meningkat.
Hal ini dirasakan benar oleh Fernando Alonso (Alpine F1 Team) yang kehilangan konsentrasi dalam menentukan racing line.
Ia kerap hampir menabrak Antonio Giovinazzi (Alfa Romeo Racing) hingga akhirnya mengalahkan satu posisinya kepada Giovinazzi.
“Sulit untuk mendapatkan konsentrasi yang baik, suhu udara yang tinggi ini membuat mata saya berkunang-kunang," kata Alonso dalam rilis Alpine F1 Team.
Baca Juga: Usai Moto3 Emilia Romagna 2021, Mario Suryo Aji Banyak Timba Ilmu
Baca Juga: Banyak Penyesalan Dari Joan Mir Setelah MotoGP Emilia Romagna 2021
"Minum yang saya bawa pun ikut terasa panas,” imbuh pembalap Spanyol itu yang akhirnya tidak menyelesaikan balap.
Kendala air minum sangat dirasakan Sergio Perez (Red Bull Racing Honda).
Minumnya sudah habis sedari lap pertama karena menguap dan ia begitu banyak minum sedari awal.
Sampai akhirnya jadi balap yang menyiksa bagi pembalap asal Meksiko itu.
Baca Juga: Setelah WorldSBK dan MotoGP, Sirkuit Mandalika Diyakini Bakal Jadi Magnet Ajang Balap Lain