Dia pun menjelaskan bahwa Yamaha sebenarnya sangat ingin memberikan tempat kepada pembalap bernomor 25 tersebut.
Adapun begitu, Jarvis berpikir lebih jauh dengan melepas pembalap muda berbakat itu karena tak ingin ada masalah pelanggaran hukum terkait kontrak.
"Kami sedikit menyerah. Dia mendekati kami karena dia ingin mengendarai Yamaha," kata Jarvis, dikutip OtoRace.id dari Motosan.es.
"Ketika seseorang yang memiliki bakat mendekati Anda, Anda pasti mendengarkannya," jelasnya.
"Jadi dari awal kami bertemu dengan manajernya berbicara tentang administrasinya. Tentu kami sangat tertarik, tapi kami juga mengatakan pembalapnya harus bebas (kontrak)," ungkapnya.
"Kami tidak ingin terlibat pertengkaran hukum dengan perusahaan lain di industri yang sama, itu bukan cara kerja kami," sambungnya.
"Jadi kami sangat jelas tentang itu. Saya pikir dia mencoba menemukan cara dalam memutus kontraknya saat itu, tetapi pada akhirnya tidak mungkin," tutur Lin Jarvis.
"Pada akhirnya dia dipromosikan ke MotoGP oleh KTM, yang artinya itu tidak terlalu buruk saya kira," tutup Lin Jarvis.