Teknologi Terlalu Banyak, Honda Keluhkan Balapan MotoGP Jadi Membosankan

Nur Pramudito - Senin, 13 Juni 2022 | 12:29 WIB

Repsol Honda keluhkan balapan MotoGP jadi membosankan karena banyaknya pengaplikasian teknologi (Nur Pramudito - )

OtoRace.id - Repsol Honda keluhkan balapan MotoGP jadi membosankan karena banyaknya pengaplikasian teknologi.

Balapan MotoGP jadi membosankan karena pembalap jadi kesulitan menyalip rider di depannya.

Selain itu, panjangnya kalender MotoGP 2022 juga dinilai membuat balap musim ini jadi kurang kompetitif.

Repsol Honda melalui situs resmi Box Repsol menulis artikel mengenai balap MotoGP yang terdisrupsi perkembangan teknologi.

Ada dua teknologi utama yang menjadi isu pokok adalah desain winglet terintegrasi pada fairing untuk aerodinamika dan perangkat holeshot device untuk menurunkan ketinggian motor.

Menurut Repsol Honda, dua perangkat itu membuat MotoGP 2022 jadi kurang menarik lagi.

"Musim ini situasinya semakin memburuk hingga (pembalap) semakin rumit untuk menyalip," tulis Repsol Honda.

"Menerapkan banyak teknologi baru, seperti pemakaian elemen aerodinamis secara besar-besaran," sambung Repsol Honda.

"Serta sistem yang memodifikasi ketinggian motor (holeshot) untuk mendapatkan efisiensi akselerasi, membuat rider menjadi sulit untuk menyalip," lanjut Repsol Honda.

Baca Juga: Berkat ke Setelan Awal, Jorge Martin Kembali Naik Podium di MotoGP 2022

"Anda sekarang tidak lagi hanya bergantung pada potensi mesin dan keterampilan Anda," imbuhnya.

"Anda mengemudi lebih cepat dan mengerem dalam waktu yang lebih singkat, dan itu membuatnya jauh lebih sulit untuk mendapatkan waktu dan meter yang cukup untuk melakukan manuver menyalip dengan aman," lanjutnya.

Selain bikin rider kesulitan menyalip, menurut Repsol Honda, teknologi-teknologi itu juga mempengaruhi fisik pembalap.

Rider jadi sering mengalami cedera otot di lengan bawah, dan ini jadi masalah umum bagi sebagian besar pembalap.

Di luar itu, Repsol Honda juga mempertanyakan jadwal balapan 2022 yang lebih panjang dibanding musim-musim sebelumnya.

"Detail lain yang mungkin juga menjelaskan kurangnya daya saing dalam balapan adalah perpanjangan kejuaraan," ungkapnya.

"Pembalap harus mampu tampil selama lebih dari delapan bulan kompetisi terus menerus, waktu yang sangat lama untuk kompetisi di level atas," terangnya.

"Kejuaraan telah menjadi ujian konsistensi, dan hampir lebih penting untuk tidak membuat kesalahan atau mengumpulkan nol atau mendapatkan skor buruk daripada keuntungan langka yang diberikan berkat kemenangan atas tempat kedua atau ketiga," tuturnya.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Otorace (@otorace.1d)