OtoRace.id - Pembalap anyar Ducati Lenovo, Enea Bastianini ternyata memiliki momen kelam saat tampil di ajang MotoGP.
Enea Bastianini tampil cemerlang bersama Gresini Racing saat menjalani MotoGP 2022.
Meraih empat kemenangan dan dua podium, Enea Bastianini mengamankan peringkat ketiga di klasemen MotoGP 2022.
Sehebat-hebatnya seorang pembalap, mereka pasti pernah mengalami momen kelam, tak terkecuali Enea Bastianini.
Enea Bastianini sempat mengalami titik terendah pada 2017, saat dirinya masih membalap di kelas Moto3.
Kondisi tersebut dipicu kesulitan adaptasi ketika melakoni musim perdananya dengan tim Estrella Galicia 0,0.
"Pada 2017, untuk pertama kalinya saya berpikir untuk berhenti balapan," kata Bastianini dikutip OtoRace.id dari GPOne.
"Saat itu, saya merasa tidak cukup baik, apalagi cepat. Di Mugello, saya mulai menangis, yang menjadi momen terburuk dalam hidup saya," tambahnya.
Beruntung, Bastianini mampu bangkit dan akhirnya merapat ke Leopard Racing pada 2018 yang membuka jalannya untuk promosi ke Moto2.
Baca Juga: Demi Hindari Konflik, Francesco Bagnaia Enggan Dibantu Enea Bastianini di MotoGP 2023
Di kelas Moto2, Bastianini mengalami periode terbaik dalam kariernya, yang dikenangnya sampai sekarang.
"Ada satu momen tak terlupakan, meski harus terjadi di tengah pandemi Covid-19," ujar pembalap berjuluk La Bestia tersebut.
"Itu adalah saat saya memenangi gelar juara Moto2 pada 2020. Saya selalu bermimpi menjadi juara dunia. Itulah harapan terbesar saya," ucapnya.
Selain menjuarai Moto2 2020, kemenangan kelas utama perdananya di MotoGP Qatar 2022 juga membuatnya larut dalam air mata.
"Terakhir kali saya ingat menangis di hadapan orang banyak adalah di Qatar, saat saya memenangi race MotoGP pertama saya," ungkap Bastianini.
"Biasanya, malam sebelum balapan saya cukup tenang. Saya biasa menghabiskan waktu dengan menonton serial ataupun film," kisahnya.
"Tapi, malam itu berbeda. Saya merasa sangat tegang hingga sulit tidur," pungkas Enea.