Sementara, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) 14 kali terjatuh dari 20 balapan, berarti rata-ratanya 0,7 per balapan.
Untuk sirkuit Algarve di Portugal menjadi trek yang paling sering memunculkan kecelakaan, 105.
Kecelakaan tidak hanya memengaruhi torehan pembalap tetapi juga moril tim karena tidak hanya merusak waktu lap, tetapi juga hasil balapan yang berujung pada posisi di kejuaraan.
Yang paling penting kecelakaan sangat memengaruhi bujet tim.
Motor MotoGP tidak hanya sangat cepat, bertenaga luar biasa besar dan tentu saja sangat mahal karena semua komponennya dibuat khusus dan bukan produksi massal.
Jika seorang pembalap mengalami kecelakaan dan motornya terbakar habis, tim bisa kehilangan lebih dari 1 juta euro atau sekitar Rp 16,3 miliar (kurs 1 euro senilai Rp 16.323 per 29 November 2022).
Sebagai informasi, sebuah tim satelit biasanya hanya menyewa motor yang per musimnya mencapai 3-4 juta euro atau Rp 49-65,4 miliar.
Kecelakaan juga akan memiliki dampak ekonomis bagi tim karena sudah pasti ada sejumlah komponen yang harus diganti, belum lagi beban kerja ekstra untuk proses perbaikan.
Sebuah kecelakaan ringan biasanya memerlukan tidak kurang dari 20 ribu euro atau Rp 327 juta untuk mengganti grip setang, pijakan kaki, tuas persneling, dan tuas rem belakang.
Baca Juga: Meski Sempat Cuti, Marc Marquez Jadi Pembalap dengan Rata-rata Crash Tertinggi Sepanjang MotoGP 2022
Rata-rata kecelakaan sedang yang dialami pembalap seperti perbaikan pada pelek, rem, suspensi, radiator, sensor elektronik bisa menembus 100 ribu euro atau Rp 1,63 miliar.
Satu kecelakaan berat dengan kerusakan pada sasis, sistem elektronik, dan mungkin juga mesin, bisa memakan biaya hingga 500 ribu euro atau Rp 8,17 miliar.
Angka-angka fantastis di atas mungkin memunculkan pertanyaan, berapa sesungguhnya harga satu unit motor prototipe yang dipakai di MotoGP.
Anggaran yang diperlukan untuk produksi sebuah Ducati Desmosedici GP22 yang mengantar Francesco Bagnaia juara dunia MotoGP 2022 diperkirakan mencapai 3 juta euro atau Rp 49 miliar.