Baca Juga: Diperkuat Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini, Ducati Punya Dua Pembalap Andalan di MotoGP 2023
Rider yang juga juara dunia Moto2 2020 ini tak memungkiri bahwa beban yang ia pikul semakin berat karena membela tim pabrikan.
Sebab, membela tim utama sebuah konstruktor berarti memikul ekspektasi untuk meraih banyak kemenangan dan seolah-olah wajib jadi juara dunia.
"Tahun depan, saya punya kesempatan besar karena balapan untuk tim pabrikan," jelasnya.
"Saya akan punya beban ekstra, tetapi saya harus coba mentransformasikan beban ini menjadi kekuatan. Saya ingin selalu bertarung di depan, selalu kompetitif, dan bersenang-senang," lanjutnya.
Bastianini juga menyatakan ia masih harus beradaptasi pada cara kerja tim pabrikan yang memiliki jauh lebih banyak teknisi dan insinyur ketimbang tim satelit.
"Untuk pertama kali, saya bicara dengan banyak orang dalam tes. Ada banyak insinyur di depan saya," kisahnya.
"Saya pun segera mencoba membuat mereka paham apa yang saya butuhkan pada masa depan, dan saya rasa kami mengambil langkah tepat," lanjut pembalap berusia 24 tahun ini.
"Francesco Bagnaia, Jorge Martin, Johann Zarco, dan saya sepakat soal apa yang kami rasakan di atas motor. Jadi, indikasi untuk pengembangan Ducati terbaru sudah ada," tutupnya.