Selisih poin mereka hanya 4 poin. Jadi Senna butuh finish di posisi satu untuk amankan gelar.
Benar saja di lap ke-27, hujan turun dan membuat Senna makin apik karena dia adalah 'Master of wet race'.
Senna pun menyusul untuk posisi pertama dan Prost harus merelakan kemenangan dan juara dunia untuk Senna.
1. F1 Jepang 1976
Balapan ini adalah balapan paling diingat bagi penggemar F1 karena melibatkan seteru yang sangar di lintasan namun ramah di luar lintasan, Niki Lauda dan James Hunt.
Tahun ini, Lauda mendominasi kemenangan hampir di semua sirkuit.
Namun kecelakaan tragis di sirkuit Nurburgring, Jerman yang merampas beberapa organ dalam dan telinganya jelas tidak akan ia lupakan.
Pengobatan yang menyiksa, ia jalani dalam waktu yang terbilang singkat sehingga ia hanya absen 2 seri di F1.
Tujuannya agar ia bisa mempertaruhkan kemenangannya di seri terakhir di Suzuka, Jepang.
(Baca Juga : Miguel Oliveira Pasang Target Untuk Meraih Poin di MotoGP Amerika)
"Aku kembali karena rasa sakit pengobatanku tidak lebih sakit saat melihat Hunt mengambil semua kemenangan milikku," ucap Lauda.
Suzuka saat itu hujan deras dan jarak pandang yang minim, kondisinya mirip seperti saat ia kecelakaan di Jerman.
Tidak ingin mengambil risiko, ia pun keluar dari balapan dan menyaksikan Hunt.
Hunt harus menang untuk bisa menjadi juara dunia.
(Baca Juga : Mengejutkan! Ternyata Galang Hendra Jatuh di WSSP300 Aragon Lantaran Ditabrak)
Dengan kondisi mobil yang tidak optimal, khususnya di bagian perseneling, Hunt keluar sebagai pemenang di Jepang.
Ia unggul hanya 1 angka dari Lauda di klasemen akhir dan menjadi satu-satunya gelar juara dunia yang dimiliki 'PlayBoy Racer' itu.