Mengenang 25 Tahun Meninggalnya Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger yang Terlupakan

Didit Abdillah - Rabu, 1 Mei 2019 | 11:35 WIB

Roland Ratzenberger (kiri) dan Ayrton Senna meninggal di akhir pekan yang sama pada F1 Italia 1994 silam (Didit Abdillah - )

OtoRace.id - Setiap 1 Mei selalu diperingati sebagai hari meninggalnya Ayrton Senna di sirkuit Imola, Italia 25 tahun lalu.

Senna meninggal kala 'The Master of Rain' sedang memimpin jalannya lomba.

Ia sedang bersaing ketat dengan Michael Schumacher sampai akhirnya Senna kehilangan kendali saat tiba di tikungan Tamburello, sebuah tikungan yang sudah tidak ada lagi di sirkuit Imola.

Senna sedang berada di kecepatan 306 km/jam dan melakukan engine brake sampai kecepatan 211 km/jam.

(Baca Juga : Terkesan Performa Miguel Oliveira KTM Perpanjang Kontrak Hingga MotoGP 2020)

Kecepatan inisiasi sebesar itu tidak akan mempu membelokan Williams FW16 miliknya kala itu.

Pembalap asal Brazil itu pun menabrak dinding pembatas dengan sangat keras. Mobilnya berhamburan di sirkuit.

Kondisinya koma dan langsung diterbangkan dengan helikopter menuju rumah sakit di Bologna, Italia.

Senna dinyatakan sudah kehilangan 4,5 liter darah dan denyut jantung yang lemah membuatnya koma.

(Baca Juga : Macam Ducati di WSBK, Menang di ARRC Australia Pembalap AP250 Kok Malah 'Dikebiri')

(Baca Juga : Marc Marquez Sudah Tidak Sabar Untuk Balap di MotoGP Spanyol)

Setibanya di rumah sakit, Senna pun dinyatakan meninggal dalam kondisi kritis dan langsung diumumkan saat konfrensi pers, pascaselesainya F1 Italia.

Schumacher yang menjadi pemenang saat itu sangat merasakan kesedihan mendalam.

Pasalnya, kecelakaan Senna terjadi persisi di depan matanya dan membuat ia merasa menyesal.

YANG TERLUPAKAN

Dua hari sebelum kematian Senna, di sirkuit Imola juga terjadi insiden yang merenggut nyawa Roland Ratzenberger.

CNN Sport Edition
Kondisi mobil Roland Ratzenberger saat kecelakaannya terjadi

Roland meninggal di tikungan Villeneuve sirkuit Imola. Persis dengan insiden Senna, karena mobilnya tidak bisa berbelok dalam kecepatan tinggi dan menabrak dinding pembatas.

Namun Roland lebih nahas, pembalap asal Austria itu langsung meninggal di lokasi kejadian.

Kematian Roland tidak begitu terekspos media karena dia merupakan debutan di F1 1994.

Ditambah, berita kematiannya tertutupi dengan kematian Senna di hari Minggu.

(Baca Juga : Formula E, Sebuah Balapan Internasional yang Layak Dapat Rekor Dunia)

(Baca Juga : Wah Ada Apa Nih? Jorge Lorenzo Mulai Ditantang Sama Pembalap KTM)

Kurang cepatnya publikasi media di masa itu memang membuat pemberitaan Senna menjadi lebih luas dibandingkan Roland.

Dua kematian dalam satu seri membuat F1 Italia 1994 menjadi peristiwa paling menyedihkan dalam sejarah F1.

Promotor F1 kala itu, Bernie Eccelstone pun sampai melakukan rapat besar untuk mengubah regulasi F1.

Salah satunya dari batas kecepatan mesin dan faktor-faktor keamanan di sirkuit yang menggelar F1.