OtoRace.id - Sejak pandemi melanda di tahun 2020, dampaknya sangat terasa di ajang balap yang mengalami penurunan peserta.
Pun hal ini dirasakan oleh promotor Kejurnas European Touring Car Championship (ETCC) yang jumlah pesertanya menurun drastis.
Padahal Kejurnas ETCC selalu menggelar dua kelas berbeda, untuk mobil Eropa 2000 cc dan 3000 cc.
Sejak percobaan ajang balap bergulir di tahun 2020 dan sampai akhir 2021, Kejurnas ETCC menggabungkan kedua kelas tersebut.
Baca Juga: Tabrak Dinding di Kualifikasi F1 Arab Saudi 2021, Max Verstappen Bingung Penyebabnya
Tujuannya untuk memenuhi batas maksimal jumlah grid untuk satu kali balapan.
"Kalau sendiri-sendiri (dipisah kelasnya, red) pasti akan terasa sepi karena pesertanya menurun jauh," ujar Nanang H.B salah satu founder Kejurnas ETCC.
"Tahun depan saya dan tim internal Kejurnas ETCC menargetkan dua kelas ini dipisah kembali berbarengan dengan kondisi yang normal jauh dari pandemi," lanjutnya saat ditemui di sirkuit Sentul, Jabar (5/12).
"Maksimal jumlah grid itu kan 32, hanya dua seri yang kita capai batas maksimal itu. Sisanya selalu kurang, seperti 27, 25, atau 29," Nanang H.B menambahkan.
Baca Juga: Valentino Rossi Diam-diam Kasih Pesan Tersembuyi Untuk Marc Marquez Soal Risiko di MotoGP
Kalau satu kelas bisa lebih dari 15 atau lebih dari 20, besar kemungkinan balapan dua kelas Kejurnas ETCC akan kembali dipisah.
Alhasil gengsi antara pembalap pun akan kembali meningkat lantaran tidak ada lagi istilah pembalap 3000 cc kalah dari pembalap 2000 cc.
Sebab banyak pembalap ETCC 2000 yang lebih unggul daripada ETCC 3000. Lantaran mobil di ETCC 2000 jauh lebih lincah karena bobotnya lebih ringan.
"Jadi saat berbelok akan lebih mudah dibandingkan yang ETCC 3000. Makanya pembalap ETCC 2000 lap timenya bisa lebih bagus," pungkas Nanang H.B.