Baca Juga: Terlalu Canggih, Luca Marini Malah Takut Motor MotoGP Seperti Moto3
Dari situ terlihat ada ketimpangan yang sangat jelas antara dua rekan setim itu.
Padahal, mereka berdua sama-sama menunggangi motor Ducati Desmosedici GP21, yang bisa dibilang merupakan kuda besi terbaik di kelas MotoGP.
Namun, Diggia menilai perbedaan prestasinya dengan Bastianini merupakan hal yang sangat wajar.
Sebab menurutnya, kompatriotnya itu punya pengalaman lebih banyak dan disokong dengan tim yang tak kalah berpengalaman.
Sementara dirinya baru menjalani debut di MotoGP dan ini juga merupakan pengalaman pertama bagi timnya mentas di kelas utama.
"Saya pikir itu wajar. Enea memiliki pengalaman ekstra, timnya telah bekerja sama selama bertahun-tahun dan merupakan tim yang membawa Dovizioso menjadi runner-up dunia," kata Diggia dikutip OtoRace.id dari Motosan.
"Jelas dia mulai dengan ekspektasi yang berbeda dengan saya. Saya berada di tahun pertama saya di MotoGP, jadi ini adalah kategori baru untuk saya dan tim baru tanpa pengalaman MotoGP," tambahnya.
"Jadi ketika Anda memulai dengan begitu banyak hal yang tidak diketahui, jauh lebih sulit untuk mencapai hasil tertentu, jadi saya santai saja, " ungkapnya.
"Bahkan, saya mencoba belajar dari Enea dan apa yang dilakukan di garasinya karena sangat bagus," imbuh Diggia.