Mereka tak menyadari bahwa MotoGP sekarang sudah berbeda dengan 20 tahun lalu sehingga mereka tertinggal di belakang Ducati dengan Desmosedici-nya yang sangat cepat.
"Masalah pabrikan Jepang adalah mereka tidak mengerti bahwa MotoGP sekarang ini sudah berbeda dengan 20 tahun lalu," kata Brivio dikutip OtoRace.id dari Crash.
Salah satu yang disorotnya adalah bagaimana pabrikan Negeri Sakura seperti Honda dan Yamaha bekerja lambat dari segi pengembangan motor mereka sendiri.
Padahal, pabrikan Eropa sudah mengubah pendekatan balapan dengan selalu mencari solusi dengan cepat.
"Selama Grand Prix adalah bisnis di antara mereka, di antara perusahaan Jepang, pengembangan motor dilakukan sesuai dengan aturan perusahaan Jepang: jadwal yang panjang, pekerjaan yang diencerkan selama berbulan-bulan harus mengarah ke akhir musim kejuaraan tanpa goncangan," kisahnya.
"Itulah mengapa mereka selalu terlambat. Apakah Anda memerlukan sasis? Butuh waktu tiga bulan," ungkapnya.
"Apakah kami membutuhkan mesin yang berbeda? Kami membicarakannya untuk tahun berikutnya," tegasnya.
"Perusahaan Eropa lebih agresif dalam pendekatan mereka terhadap balapan, jadi mereka telah menetapkan cara balapan yang baru. Dan Yamaha dan Honda juga harus beradaptasi," tutup Brivio.