OtoRace.id - Setelah melalui pertarungan sengit di MotoGP Italia 2019 (2/6), Danilo Petrucci tak kuasa menahan tangis usai melintas garis finish.
Apalagi, Danilo Petrucci bertarung melawan rekan setimnya sendiri di Mission Winnow Ducati yaitu Andrea Dovizioso dan juga Marc Marquez (Repsol Honda).
Tangis bahagia tentunya yang diluapkan Danilo Petrucci ketika memenangkan seri MotoGP Italia 2019 ini.
Luapan emosi itu ditunjukan di atas motor Desmosedici GP19 yang kuat menahan gempuran dari Honda RC213V Marc Marquez dan juga Suzuki GSX-RR milik Alex Rins yang finish ke-4.
(Baca Juga: Gagal Menang di MotoGP Italia, Marc Marquez Tetap Cetak Rekor)
We're not crying, you're crying! ????@Petrux9 is a #MotoGP WINNER at last! ????#ItalianGP ???????? pic.twitter.com/xW5hFwyZBl
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) June 2, 2019
Bahkan, enggak cukup di atas motor kelir merah dengan komposisi ban tipe Medium-Medium saja Petrux, panggilan beken Danilo Petrucci, menangis.
Sebab di parc ferme, pembalap asal Italia ini juga kembali sedikit menangis bahagia sembari berjongkok usai berfoto-foto bersama timnya.
2017 ????
2018 ????
2019 ????Ducati complete a Mugello hat-trick and @Petrux9 is overcome! ????#ItalianGP ???????? pic.twitter.com/Hj1fIVeaEm
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) June 2, 2019
Eits, masih belum cukup ternyata bro, karena di podium pun Petrux masih meluapkan emosinya walau hanya sesaat.
Ya, usai menerima piala, Petrucci langsung sejenak memejamkan mata seraya bersyukur atas kemenangannya di MotoGP Italia ini.
(Baca Juga: Klasemen Sementara MotoGP: Marquez Masih Berkuasa Usai MotoGP Italia, Rossi Turun Disikat Pertrucci)
Banyak alasan tentunya kenapa Danilo Petrucci sampai menangis di MotoGP Italia 2019 ini.
Yang pertama, lantaran ini merupakan kemenangan pertamanya di ajang MotoGP.
Lalu yang kedua, ini merupakan hadiah bagi dirinya dan Ducati ketika berlaga di kandang.
Yang ketiga, kemenangan ini sekaligus bisa menjadi pembuktian kalau dirinya layak untuk dipertahankan di tim pabrikan Ducati.
Congratz Petrucci..!!
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR